Kata bonding akrab digunakan dalam pengasuhan. Namun jika dilihat dari segi makna dimana bonding adalah ikatan emosional yang terjalin dengan baik, maka bonding bisa digunakan di segala lini kehidupan yang didalamnya terdapat hubungan kerja sama antara dua orang atau lebih. Jika suatu hubungan memiliki ikatan emosional yang baik tentu akan memberikan dampak positif untuk semuanya.
Dunia pendidikan tidak boleh melewatkan fase membangun bonding begitu saja, terutama antara guru dan siswa. Karena membangun bonding merupakan fase awal sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Sebab dengan membangun bonding dengan siswa, guru akan lebih mengenal dan memahami karakter siswa. Hal ini akan membantu guru dalam menemukan metode pembelajaran yang paling tepat untuk setiap siswa. Selain itu, bonding yang kuat antara guru dan siswa akan memberikan beberapa dampak positif lainnya seperti siswa merasa berada di lingkungan yang aman karena berada dekat dengan orang yang memahaminya (guru), rasa percaya diri siswa akan meningkat, guru lebih mengerti dan memahami perkembangan siswa, siswa akan berusaha mengenal atau mencari tahu hal yang disukai dan hal yang tidak disukai oleh guru kesayangannya, dan lain sebagainya.
Tak sulit membangun bonding dengan siswa. Guru cukup memberikan mereka 5 bahasa cinta, maka dengan sendirinya mereka akan membuat jalinan sendiri dengan guru tanpa diminta. Adapun 5 bahasa cinta tersebut yakni melalui sentuhan, memberikan hadiah, kata-kata afirmasi, tindakan melayani, dan menikmati waktu bersama. Hal yang mudah, bukan?
Oleh sebab itu, untuk para guru negeri ini, mari kita membangun bonding dengan siswa kita. Agar ikhtiar kita mengembangkan kemampuan siswa memberikan hasil maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H