Otak manusia anugerah luar biasa. Albert Einstein adalah orang yang mampu memaksimalkan fungsi otak kanan dan kiri dengan optimal. Ya, sukses ilmuwan bukan saja hanya mengandalkan rasional, logika, dan kerja maksimal otak kiri mereka. Tapi otak kanan jua berandil banyak dalam besar dan suksesnya mereka.
Jika dilihat dari sisi pendidikan, kebanyakan sistem pendidikan di dunia lebih menjurus kepada aliran pemikiran otak kiri. Para pelajar di seluruh dunia dilatih untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan logika, rasional. Ringkasnya, corak pemikiran otak kiri imaginasi menyokong logik dan rasional,sedangkan dalam gaya pemikiran otak kanan, logik dan rasional akan menyokong imaginasi. Para pelajar tidak bebas berfikir dan tidak mampu dan tidak berani melahirkan ide-ide baru apalagi ide-ide yang amat bertentangan oleh individu-individu yang berfikiran konvensional. Fikiran konvensional adalah fikiran yang berasaskan pendapat-pendapat lama yang telah kukuh dan diterima ramai sebelum ini. Jika ada ide-ide baru yang dilahirkan pun hanyalah berbentuk inovatif atau peningkatan (improvement) daripada ide-ide sebelum ini, bukan berbentuk kreatif.
Prestasi belajar di sekolah peserta didik sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat. Pada permulaan tahun sembilan puluhan berbagai penelitian menunjukkan bahwa diinspirasi oleh berbagai psikolog humanis seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang sangat memperhatikan segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog, eksplorasi tentang emosi telah menunjuk pada sumber-sumber emosi. Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati seseorang, juga mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) tentang perasaan yang dihayati dan kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu adalah impuls untuk bertindak.
Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head dan heart. Kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan cara-caranya sendiri, bekerja secara sinergis dan harmonis .
Kajian Post Modern Otak dan Implikasinya dalam pembelajaran
Proses pembelajaran sangat terkait dengan kerja otak kanan dan kiri. Cara yang sangat baik untuk menghormati keunikan otak dan perbedaan anak adalah dengan mempertimbangkan gaya pembelajaran. Ada banyak gaya pembelajaran yang tersedia sekarang ini. Masing-masing memiliki poin-poin yang kuat. Semuanya memiliki perbedaan dari hal proses input, filter kognitif, pemrosesan, dan gaya respon. Seluruh pemikiran tentang gaya pembelajaran menjadi tidak relevan ketika kita mempertimbangkan tentang seberapa banyak perbedaan yang berkembang dalam otak.
Dua hal yang paling penting diingat dalam membangun sebuah pendekatan gaya pembelajaran berbasis kemampuan otak yang sukses adalah memberikan berbagai pendekatan berbeda-beda dan menawarkan pilihan serta variasi.
Sebagai pembelajar, kita tidak memiliki gaya pembelajaran yang ditentukan secara genetik atau menjadi satu-satunya gaya pembelajaran. Sebagian besar dari otak kita terlibat dalam hampir semua tindakan pembelajaran. Berikanlah variasi yang terus menerus dan paparkanlah para pembelajar dengan berbagai macam gaya pemebelajaran. Paparan ini akan membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih fleksibel.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI