Kuatnya dominasi merek pada di keluarga saya tentang mobil membuat saya awalnya cukup sulit untuk memilih mobil pribadi pertama.
Sebagai keluarga baru dengan calon anak saya dan istri mulai berfikir untuk membeli sebuah mobil untuk menunjang rasa nyaman si kecil. Budget yang terbatas akhirnya memaksa saya membeli mobil yang sebenarnya dianggap merek "murtad" di keluarga. Hingga pada akhirnya mereka menerima keputusan saya memilih mobil tersebut. Memilih mobil di keluarga saya memang sedikit rumit, mungkin bisa dikatakan sama rumitnya dengan memilih calon istri.
Banyak omongan yang terlontar dari keluarga tentang mobil yang saya pilih, seperti "Memang mobilnya bagus?", "suku cadanganya gimana?", "kalo rusak si anu bisa benerin nggak?", "nah, nanti kalo mau dijual lagi gimana? harganya jatoh nggak?". Omongan kurang mendukung yang terlontar tersebut akhirnya dengan sabar bisa saya jelaskan bahkan terjawab sudah seperti kemudahan suku cadang, fitur mobil yang lengkap dengan harga yang murah dan urusan mekanik serta harga jual yang masih dibilang cukup baik.
Setelah "si hitam" Chevy Spin Selanjutnya
"Si Hitam" sebagai mobil pribadi pertama saya anggap sudah berhasil merubah persepsi saya tentang sebuah merek mobil. Performa sebagai mobil sedan dengan cc 1.500 saya anggap enak dan nyaman, dan yang pasti anak saya tidak akan merasakan panas dan hujan saat jalan bersama. Pada minggu lalu saya iseng untuk mencoba hal baru yaitu mencoba mengendarai Chevrolet Spin.
Performa dan kejutan yang dihadirkan Chevrolet Spin saat saya mengikuti Test Drive yang digalang Kompasiana tersebut lagi-lagi berhasil merubah persepsi saya bahwa MPV itu bukan cuma merek dengan logo "T." Kekaguman saya terhadap Chevrolet Spin ini dimulai dari fitur standar yang ada di dalam mobil, misalnya saja blower ac yang terbentang hingga baris ketiga, sistem transmisi yang "Amerika banget", fitur radio yang sudah bisa dikoneksikan dengan telepon genggam, sekuriti mobil yang baik yaitu saat alarm dinyalakan hanya pintu supir yang dapat dibuka dan lampu utama bagian depan yang dapat diatur posisinya.
Performa mobil ini pun dapat dikatakan baik, saat kencang mobil tidak terasa limbung (apabila ada penumpang), tenaga dan torsi yang baik hingga yang membuat saya terkejut adalah mobil tersebut bermesin diesel dengan cc hanya 1.300. Apabila disejajarkan dengan MPV sekelas sepertinya hanya Chevrolet Spin yang memiliki MPV dengan varian diesel.
Sepulangnya dari ajang test drive tersebut saya sepertinya harus memasukan Chevrolet Spin dalam daftar mobil yang layak saya pilih kelak apabila saya ingin mengganti sedan ke MPV, atau bisa juga menambah koleksi mobil digarasi hehehehehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H