Lihat ke Halaman Asli

Kejanggalan Tewasnya Santri di Pondok Pesantren

Diperbarui: 19 Maret 2024   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kasus penganiayaan terhadap seorang santri pondok, kediri yang menewaskan bintang balqis maulana (14), pada 23 febuari 2024 diponpes hanifiyyah.. ibu korban suryanti akhirnya buka suara terkait kebenaran jazad anaknya yang hancur pernuh dengan luka bukan karena jatuh dikamar mandi.

Hal itu disampaikan di canel youtube curhat bang denny sumargo, jumaat (8/3/2024), untuk mengungkap penyebab anaknya meninggal di ponpes. Ibu korban mengaku sebelumnya mendapatkan pesan meminta jemput, namun suryanti belum menyanggupi karena bintang sering berubah ubah.

"maa tolong minta jemput. Kenapa kamu sering berubah ubah sudah dua kali hari ini minta jemput tapi besoknya kamu bilang ga usah dijemput mama tanggal 17 saya pulang. Tidak saya sangguppi langsung pada hari itu karena masih saya butuh travel,kerjaan,punya anak kecil,keuangan."

Suryanti menjelaskan jika bintang jarang sekali minta pulang atau dijenguk, dia sering telpon dan selalu minta uang. Kalo ditanya besoknya uang nya habis alasan buat beli sabun. Ibunya curiga uang 200 ribu habis buat beli sabun sehari.

Setelah minta dijemput bu suryanti malam jumat menunngu telpon bintang, namun tak kunjung dapat telpon. Ia mendapat informasi dari kakaknya bahwa bintang jatuh dikamar mandi dan meninggal.

"mama mama bintang jatuh, mama bintang sudah meninggal." Kata kaka bintang.

Suryanti mengaku pihak ponpes menyarankan agar tidak membuka kain kafan yang menyelimuti jenazah anaknya karena alasan sudah disucikan. Setelah membuka kain tersebut, dia mengatakan banyak darah yang masih keluar dibagian yang tertutup tersebut.

"aduh kenapa iini ada darah jatuh, turun kan anak saya, saya mau buka anak saya. Engga saya harus sentuh karena say ibu yang melahirkannya tidak najis" ujarnya

Sementara itu zaskia kuasa hukum keluarga B yang tergabung dalam tim Hotman 911 yang membantu para pengais pengadilan mengungkapan jika dalam rincian kasus ini terdapat banyak kejanggalan dalam kasus tersebut.

Dia menjelaskan dalam kroologi kejanggalan saat pihak ponpes mengantarkan jenazah B kerumah. Mengaku pihak pondok pesantren yang mengatarkan, padahal salah satu kiai. Selain itu pihak ponpes diduga melindungi para pelaku, dengan cara mengatakan jenazah sudah disucikan sehingga jangan dibuka, karena tempat kerjadian perkara tidak dilaporkan kepada pihak berwajib.

"Harusnya santrinya ada yang dianiaya jangan dibawa langsung kerumah duka dulu, seharusnya kalo ponpes peduli langsung buat LP disitu." Kata zaskia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline