Lihat ke Halaman Asli

You Write for Money, While I Write for Passion

Diperbarui: 30 Januari 2016   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

You write for money, while I write for passion

Kebetulan di hari selasa kemarin (6/10) seperti biasa aku senang untuk sekedar small talk atau bercanda dengan segala macam teman; mulai dari teman hang out, teman renang, teman karaoke, teman nggosip sampai teman yang berlabel penulis nasional. Perbincangan diantara kita selalu berujung pada titik dimana aku bisa menyimpulkan bahwa sungguh manisnya mempunyai banyak teman dengan beragam karakter dan kegemaran. Dari perbincangan kecil dengan temanku David dikelas translation, aku bisa menarik benang merah; “ apa sih makna uang dan passion sesungguhnya?”

Ngobrol dengan david pastinya kita akan dibawa ke alam menulis yang tak aka nada ujungnya. Secara sudah tak terhitung berapa banyak gelar sebagai juara penulis disabet olehnya. Mulai dari lomba menulis dilingkup universitas hingga nasional pun tak pernah dilewatinya. Beruntungnya, dia tak pernah mengenal kata kalah dalam setiap ajang yang diikutinya. Ia selalu menyabet predikat juara dalam setiap lombanya. Maka dari itu, tak heran jika aku yang hanya gemar menulis diary ini rela mengabiskan waktu panjang lebar dengan david berbicara seputar tulis-menulis.
He said to me “ You write for passion, while I write for money”. Dia dengan lihainya meluapkan kata-kata seperti itu kepadaku. Setiap tulisan yang dia buat tak pernah menjadi penunggu setia data D, melainkan selalu menghasilkan rupiah.

Menarik memang, ketika hobby bisa berbuah fulus; ibarat sambil menyelam meminum air. Sangatlah berbeda denganku, yang mungkin hanyalah buang-buang waktu untuk menulis yang tak tau arahnya, tak ada tujuan pasti apalagi untuk menyulap tulisan menjadi uang. Seungguh itu hanyalah mimpi yang tak kunjung usai. Yah, I write for passion. Aku sangat suka menulis. Walaupun secara kemamupuan, mungkin aku hanyalah butiran debu dibandingkan david atau teman-temanku yang lain. Ibarat cinta, mungkin kegemaranku menulis seperti blind love. Walaupun dirasa kemampuan menulisku sungguh pas-pasan, jauh dari kata sempurna, namun kalau sudah cinta, mau diapakan.

Aku akan tetap menekuni kegemaranku ini. Walaupun tak berbuah uang, tapi kuyakin aktifitas positif ini; kalau nggak hari ini pastinya hari esok akan membuatku tersenyum lebar telah memilih menulis sebagai kegemaran. Daripada menulis macam status nggak jelas di media sosial, yang mungkin dapat menyinggung orang lain atau malah menimbulkan suatu prasangka, I prefer being silent writer. Aku merasa sangat kecil. Aku bukan siapa-siapa untuk mengkomersialkan tulisanku. Mempublish saja paling mentog di blog dan kompasiana.

That’s all. Belum pernah tertarik mengikuti ajang perlombaan, karena kusadar ku masih kuncup yang perlu disiram dan dirawat hingga suatu hari kelak tumbuh menjadi bunga yang mekar merekah. I LOVE WRITING FOR PASSION. LATER, MY PASSION WILL DRIVE ME TO HEAVEN.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline