Lihat ke Halaman Asli

Inaz Nugroho

Mahasiswi Hukum di Universitas Diponegoro

Girl Power Talk: Berdayakan Komunitas, Tantang Stigma Budaya Kerja Saat Ini

Diperbarui: 21 Oktober 2023   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Girl Power Talk

Pekerjaan: Antara Kebutuhan dan Permasalahannya

Pekerjaan bukan hanya bertujuan untuk mencari penghasilan. Bagi banyak orang, pekerjaan menjadi sarana realisasi diri, mencari identitas, dan mengembangkan nilai serta keahlian yang ada dalam diri. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dengan penghasilan yang layak, dan lingkungan yang mendukung keunikannya masing-masing. Sudah menjadi impian semua orang mendapatkan lingkungan kerja yang mendukung dan memberdayakan pekerjanya.

Walau begitu, berbagai diskriminasi masih sering ditemui di beberapa tempat kerja. Bahkan, tidak jarang diskriminasi ini dinormalisasi sebagai ‘budaya’ atau tradisi turun temurun di tempat kerja. Kebanyakan diskriminasi tersebut dilakukan terhadap identitas tertentu, seperti penyandang disabilitas, diskriminasi gender, dan bahkan umur atau senioritas. 

Hal ini bertentangan dengan tujuan 8 Sustainable Development Goals yang ditetapkan Persatuan Bangsa Bangsa, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Selain itu, dengan meningkatnya kesadaran pentingnya kesehatan mental, tempat kerja beserta sistemnya juga dituntut untuk memberikan lingkungan yang mendukung stabilitas mental dan potensi-potensi pekerja di dalamnya.

Sumber: Girl Power Talk

Mengenal Girl Power Talk

Di tengah stigma diskriminasi tempat kerja yang identik dengan jam kantor berlebih dan kaku, Girl Power Talk hadir menantang stigma ini. Pertama kali didirikan oleh Rachita Sharma dan Sameer Somal pada tahun 2019, Girl Power Talk merupakan perusahaan sosial dan digital marketing agency yang berbasis di India. Melihat peluang untuk memberikan dampak secara global, Rachita dan Sameer melebarkan jangkauan Girl Power Talk di berbagai negara. Saat ini, Girl Power Talk sudah memiliki cabang di berbagai tempat dan terus menerus memberikan dampak sosial, termasuk di Indonesia.

Bidang layanan yang disediakan oleh Girl Power Talk meliputi pemasaran digital atau digital marketing, konsultasi bisnis, konsultasi teknologi, hingga kemitraan terkait sumber daya manusia. Girl Power Talk juga menyediakan berbagai kelas pengembangan diri atau bootcamp bagi siapapun yang memiliki keinginan untuk meningkatkan jenjang karier atau bahkan berganti karier (switch career). 

Sebagai perusahaan berbasis sosial, Girl Power Talk juga mengadakan berbagai acara volunteering di bidang pendidikan, seperti relawan mengajar di daerah yang memiliki akses pendidikan terbatas dan menawarkan pelatihan gratis bagi siswa yang kurang mampu.

Girl Power Talk memiliki visi untuk mengangkat perempuan dan anak muda lain untuk menjadi pemimpin global dengan kontribusi mereka. Melalui pendidikan, kesempatan, dan dukungan dari masyarakat yang turut bersemangat dalam kesetaraan gender, Girl Power Talk percaya bahwa setiap perempuan bisa melampaui peran gendernya dan mendapatkan berbagai pencapaian serta turut membentuk masyarakat. Ekosistem inovatif Girl Power Talk bertujuan untuk mengubah dunia kerja menjadi lebih baik dan memberikan suara yang sama bagi semua orang dalam membangun masa depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline