Desa Jatisari, Madiun (2/8) - Satu tahun lebih Indonesia ditimpa pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak perubahan pada banyak hal mulai dari perekonomian, wisata, serta pada hal lain. Pendidikan juga merupakan salah satu hal yang ikut berubah karena adanya kondisi seperti ini.
Demi mampu bertahan dalam kondisi seperti ini, diperlukan adanya adaptasi dan inovasi. Pembelajaran yang dulu dilakukan secara tatap muka, kini terpaksa dilakukan secara online atau dalam jaringan.
Kondisi ini yang mengakibatkan orangtua harus memberikan gadget pada anak sebagai media belajar anak. Sayannya banyak orangtua yang kurang memberikan kontrol dan pengawasan terhadap penggunaan gadget pada anak. Sehingga anak-anak merasa bebas menggunakan gadgetnya, tanpa ada batasan waktu.
Banyak dampak negatif yang ditimbulkan ketika anak berlebihan dalam menggunakan gadget. Dampak yang ditimbulkan diantaranya adalah anak menjadi malas, baik malas dalam beraktifitas fisik maupun malas belajar. Dampak lain yang bisa ditimbulkan dari hal ini adalah anak akan mengalami kecanduan gadget yang dapat merusak otak anak.
Berkaitan dengan banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari pemakaian gadget yang berlebih, maka diperlukan suatu pemecahan atas masalah ini.
Jika penyelesaian masalah dilakukan dari sisi anak, hal yang bisa dilakukan adalah memberikan suatu intervensi atau perlakuan yang diberikan kepada anak.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang sudah ada, salah satu intervensi yang efektif dalam mengatasi masalah penggunaan gadget berlebih pada anak adalah dengan memberikan aktifitas fisik pada anak. Salah satu aktifitas fisik yang menarik dan menyenangkan dimata anak adalah melalui sebuah permainan.
Maka disini, mahasiswa Undip mencoba mengenalkan dan mengajak anak-anak untuk bermain permainan tradisional sebagai upaya mengatasi permasalahan kecanduan gadget pada anak.
Selain mengatasi permasalahan kecanduan gadget pada anak, adanya program ini juga merupakan salah satu upaya untuk melestarikan permainan tradisional agar terjaga dan dikenal oleh generasi-generasi selanjutnya.
Pertama-tama anak dikenalkan dan diajari mengenai bagaimana cara bermainnya sebelum anak-anak diajak bermain.