Lihat ke Halaman Asli

Sang Pengindah Jiwaku

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku Menyebutnya “Sang Pengindah Jiwa”

Sudah hampir 1 bulan ini aku luluh lantah, tak mampu menatap langit bahkan tak mampu lagi bertahan hanya untuk sekedar membuka mata setiap pagi. Ada tetesan air mata yang tak mampu kuhentikan, ada hati yang remuk redam...kondisi yang dapat kukatagorikan sebagai kondisi yang sangat memprihatinkan, itu semua semata-mata karena aku telah kehilangan pria yang hampir 7 tahun menjadi kaki dan tanganku, dan sejak bulan lalu aku telah lumpuh.

Allah memang punya rahasia, beberapa hari setelah kehancuran itu aku dipertemukan dengannya, namanya Faisal, laki-laki yang kini ku sebut sebagai “sang pendindah jiwa”.

Dalam reruntuhan hatiku, ia menyusup untuk mengusap air mataku, merangkul pundakku, mengajakku berdiri tegak, menopang kakiku yang pada saat itu masih lemah, beberapa kali aku akan tersungkur kembali namun ia menahannya, ia tak pernah membiarkan aku jatuh lagi. Ia mencetak berjuta-juta tawa di wajahku, dengan arifnya, dengan penuh cinta. Perkenalan aku dengan Faisal menjadi titik balik semuanya, rasa sakit yang sudah sebulan ini teramat sangat aku rasakan kini pelan-pelang sembuh.

Sudah lima bulan ini ia tak bergeming di sampingku, dengan setia mendampingiku, menjagaku agar tidak terjatuh lagi, dengan sabarnya ia masih saja terus mengobati lukaku di masa lalu meskipun terkadang ia sendiri harus terluka akibat masa laluku. Emmmhhh...Terima kasih untuk kesabaranmu.........

Faisal, sang pengindah jiwaku, laki-laki luar biasa yang setiap sentuhannya tak akan pernah mampu aku lupakan. Sosok yang tanpa ampun mengucurkan beribu kasih sayang dalam setiap kalimatnya. Hari-hari bersamanya menjadi elemen-elemen penting yang mampu membuatku tersenyum sendiri setiap kali mengingatnya. Perlakuan indahnya seperti magnet yang membuatku selalu ingin menempel kuat padanya. Bahkan ketika aku memejamkan mata kelembutannya masih terus aku rasa.

Kadang, ia tak faham mengapa aku terlihat begitu memaksa, benar saja, karena bagiku setiap detik bersamanya menjadi mozaik kisah yang menenangkan jiwa. 1 jam saja ia telat menjemputku aku marah besar, bukan karena aku telah lama menunggu, tapi karena keterlambatannya membuat waktu untuk berdua bersamanya menjadi berkurang. Semoga ia bisa memahami ini.............

Faisal, pengindah jiwaku, nyawa yang dihembuskan Tuhan ketika aku nyaris mati. Dia hadir dengan ketulusan yang tak dapat aku timang-timang, yang dengan iklasnya mencitai, merangkul, mengayomi dan yang dengan pasti melindungi.

Faisal, pengindah jiwaku, ia tak tampan, tak kaya, tapi aku memasukkan namanya sebagai daftar hal paling berharga dalam hidupku. Aku tak faham mengapa aku bersyukur atas kehadirannya, namun yang pasti aku faham betul bahwa ia rahmat dari Tuhan untukku. Aku merindukannya.............

Kadang, karena terlalu mendambakan kehadiranya, aku seperti gila. logikaku tumpul. Aku rela melakukan semua hal sulit untuk melihat wajahnya secara langsung, untuk menyentuhnya secara langsung, untuk menyakinkan diriku bahwa ia baik-baik saja, ia masih ada, diam disana untukku.

Perkenalan selama 5 bulan ini sudah cukup bagiku untuk menyimpulkan bahwa aku tak salah memilih. Hatiku sudah menentukan pilihan....Aku telah lama mencari laki-laki yang mencintai Allah SWT, dan mencintaiku karena Allah SWT, dan kini aku menemukannya....

Semoga ia terus menjaga hatinya untukku dan semoga suatu saat nanti ia benar-benar menepati janjinya untuk bersama-samaku menggapai ridho Allah....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline