Lihat ke Halaman Asli

Analisis tingkat pemahaman dalam mengucapkan huruf huruf quran peserta tahsin iqro di Rumah Tartil Quran Maisuro

Diperbarui: 6 November 2023   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman santri di yayasan Rumah Tartil Quran terkait dengan dua aspek penting dalam pendidikan agama Islam: Tahsin Iqro dan pelafalan huruf-huruf Al-Quran. Penelitian ini melibatkan santri dari berbagai tingkatan pendidikan di yayasan Rumah Tartil Quran dan menganalisis tingkat pemahaman mereka terhadap cara membaca Al-Quran dengan benar melalui program Tahsin Iqro dan pelafalan huruf-huruf Al-Quran. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan evaluasi keterampilan membaca dan pelafalan Al-Quran. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pemahaman santri dalam dua aspek ini bervariasi berdasarkan tingkat pendidikan dan pengalaman sebelumnya. Temuan ini dapat memberikan wawasan berharga untuk pengembangan kurikulum Tahsin Iqro dan pelafalan huruf-huruf Al-Quran di yayasan Rumah Tartil Quran serta perbaikan strategi pengajaran yang lebih efektif. Penelitian ini mendukung upaya untuk memperdalam pemahaman santri terhadap aspek penting dalam pendidikan agama Islam dan menghasilkan hafiz dan hafizah Al-Quran yang berkualitas.

Kata kunci : Rumah Tartil Qur'an, Tahsin, Huruf Al Qur'an,

Abstract

This research aims to analyze the students' understanding at the Rumah Tartil Quran foundation concerning two crucial aspects of Islamic religious education: Tahsin Iqro and the pronunciation of the letters of the Quran. The study involves students from various educational levels at the Rumah Tartil Quran foundation and assesses their comprehension of how to correctly recite the Quran through the Tahsin Iqro program and the pronunciation of the Quranic letters. Data was collected through observation, interviews, and the evaluation of Quranic reading and pronunciation skills. The research results indicate that the students' understanding of these two aspects varies based on their educational level and previous experience. These findings can provide valuable insights for the development of the Tahsin Iqro and Quranic pronunciation curriculum at the Rumah Tartil Quran foundation, as well as for improving more effective teaching strategies. This research supports efforts to deepen students' understanding of crucial aspects of Islamic religious education and produce high-quality hafiz and hafizah of the Quran.

Keywords: Rumah Tartil Quran, Tahsin, Quranic Letters

Pendahuluan :

Indonesia adalah sebuah negara dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Namun, sebagian warga Indonesia masih menunjukkan ketidaktertarikan terhadap Al-Quran yang merupakan panduan utama dalam kehidupan mereka. Menurut hasil survei yang dipublikasikan dalam sebuah artikel oleh Fitriyani dan Hayati, data menunjukkan bahwa sekitar 54% dari total 225 juta muslim di Indonesia belum memiliki kemampuan membaca Al-Quran, sementara 46% dari populasi Muslim sudah memiliki kemampuan membaca Al-Quran beserta tajwidnya (Hayati, 2020).

Berkaca pada survey pada pembukaan bab ini, Keterampilan membaca Al-Quran di kalangan umat Islam Indonesia masih belum mencapai tingkat yang diinginkan. Secara keseluruhan, masyarakat Muslim Indonesia dapat membaca Al-Quran, namun kebanyakan dari mereka belum dapat dikategorikan sebagai pembaca yang mahir. Untuk dianggap mahir, seseorang harus memiliki kemampuan membaca yang lancar, pengucapan huruf yang tepat, dan mengikuti tajwid dengan benar. Kendala ini tidak hanya berlaku untuk masyarakat awam, tetapi juga para pendakwah. Banyak dari mereka mengalami kesulitan dalam melafalkan huruf-huruf hijaiyah dengan benar, sehingga saat mereka membacakan ayat-ayat sebagai dasar dalam berdakwah, kadang-kadang tidak terdengar enak di telinga para jamaah yang mendengarkan. (Nurzannah, 2022).

Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, pendidikan agama islam, baik yang berbentuk formal maupun nonformal, merupakan menjadi bagian resmi dan diakui oleh negara dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan Agama Islam dalam bentuk formal seperti madrasah di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia, serta pendidikan nonformal seperti majelis taklim, rumah tahfidz, dan lembaga pendidikan masyarakat lainnya, semuanya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Hal ini mengimplikasikan bahwa pendidikan Agama Islam juga bertanggung jawab dalam mencapai tujuan pendidikan nasional (Sulaikho, 2020)

Sejalan dengan pandangan tersebut, konsep ini bukanlah hal baru, karena dalam teori dan praktik, pendidikan Islam sejak zaman klasik hingga saat ini memiliki fokus utama pada pembentukan "Insan Kamil." Insan Kamil menggambarkan manusia yang lengkap, memiliki fisik yang sehat, intelek yang cerdas, dan rohani yang suci.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline