Ingat empat tempat yang harus senantiasa dicuci
Tentu saja mencuci yang dimaksud ini bukan mencuci sebagaimana lazimnya mencuci pakaian kotor melalui tahapan diirendam menggunakan detergen, dibilas, lalu dikeringkan, digosok baru bisa digunakan kembali, tetapi cuci disini adalah lebih terhadap menaiki tangga-tangga kedewasaan ruhani dengan cara sadar diri teramat banyak berbuat kesalahan melalui aktifitas indera' melalui mata, lisan dengan menggibah, memfitnah , dan perkataan yang tidak ada manfaatnya,hati yang terkadang tidak mencerminkan kelembutan basyiroh , malah justru mengeruh dengan adanya noktah sifat sombong, angkuh , hasad, iri dan dengki semua ini senantiasa harus dibersihkan setiap hari agar terjaga dari kemurniannya. Mencuci empat tempat adalah sebuah kutipan pesan pembelajaran baik dari salah satu buku nashaihul ibad karya Syekh Nawawi Al Bantani, dan kutipan ini berisi anjuran untuk selalu membersihkan diri dengan cara cara tertentu, antara lain :
Mencuci Wajah Dengan Air Mata
Mencucui mata dengan memperbanyak tangisan penyesalan dimalam hari saat orang tertidur pulas kalian terbangun, senantiasa bisa mengalahkan dinginnya air di malam hari membasahi wajahnya dengan setetes air wudhu kemudian menangis di saat malam-malam yang sangat berharga itulah yang membuatnya hebat, bukankah Rasulullah SAW menuturkan bahwa dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam (begadang) untuk berjaga-jaga (dari serangan musuh) ketika berperang di jalan Allah" (HR. Turmudzi) tangisan yang dilakukan adalah tangisan penyesalan atas kesalahan yang dilakukan, tangisan yang mengalir membasahi pipi sebagai bentuk pengakuan akan kelemahan diri, atas ketidak sempurnaan sebagai manusia tetapi diatas segala kelemahan, masih ada setitik iman yang senantiasa siaga untuk memadamkan luapan syahwat kotor yang setiap saat selalu menggoda
Online
Mencuci Lisan Dengan Berzikir
Menjaga lisan gampang-gampang susah seringkali lisan teramat menikmati kebohongan demi kebohonga, seringkali lisan menikmati saat membicarakan aib orang lain, memfitnah, menggibah, maka cara mengobati nya adalah melalui ringkih basai lisan dengan membaca kalimat thayibah seperti tahmid, takbir, tasbih, dan istifghar, bukankah ada dua kalimat yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan dan dicintai Allah adalah dengan selalu bergumam "Subhanallahu wa bi Hamdihi dan Subhanallahil Adzim" (HR. Bukhari-Muslim). Sejatinya, inilah yang disebut dengan zikir lisan, yakni dengan cara memuji, berzikir mata dengan cara menangis, zikir tangan melalui cara-cara berbagi menjadi tangan the power of giving (kekuatan memberi), dan peluang zikir telinga dengan mendengarkan kebaikan-kebaikan, Allah SWT telah memberikan pengajarannya sebagaimana dalam ayat "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya" (QS. al-Ahzab/33: 42).
Mencuci Hati Dengan Rasa Takut
Mencuci hati adalah proses membersihkan hati dari segala kotoran dan dosa, sehingga hati menjadi bersih dan tulus meminjam istilah sufi melalui melalui tahapan takhalli proses membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan kotoran hati, tahalli proses mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji, dan tajalli adalah penghayatan rasa kepada Allah SWT, namun demikian dalam Islam, mencuci hati merupakan bagian dari proses taubat dan amalan saleh yang dapat membawa keselamatan di akhirat, menanamkan rasa kepada Allah, kelak akan mendapatkan tempat yang layak sebagaimana dalam firman-Nya "Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga" (QS. al-Rahman/55: 46). Seorang muslim yang hatinya masih hidup dan ada keimanan maka ia akan sadar dengan kesalahannya walau sedikit, hatinya akan tidak tenang dengan kesalahan yang dilakukan walau sedikit, jiwanya terguncang dengan pandangan yang dilarang walau secuil . Innal mu'mina yaraa dzhunubahu kaannahu qaaeidun tahta jabali yakhaafu an-yaqa' alayhi , wa'innalfajir yaraa dzhunubahu kadzhubabin marro a'laa 'anfihi "Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk di bawah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (yang gemar maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya". Maka dengan demikian seorang mukmin senantiasa selalu berusaha menghapus dosanya walaupun sedikit dengan segera, dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi
Mencuci Dosa Dengan Bertaubat
Manusia tempatnya salah dan lupa" adalah ungkapan bahwa manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa, atau dalam bahasa Arab lebih dikenal dengan istilah "al-insn mahlul khatha' wan nisyn", ini menunjukkan bahwa semua manusia pasti pernah salah, dan tidak ada yang luput dari kesalahan, namun sebaik-baik manusia adalah yang mengakui segala kesalahan dengan cara bertaubat, serta berjanji tidak mengulangi kesalahannya, dalam hadis lain dikatakan bahwa "Kullu bani adam khatta' wakhayru alkhattayiyn alttawwabun" Semua anak Adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertaubat." (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan ad-Darimi)
Taubat sesungguhnya sebagai sarana pengakuan atas dosa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh bukan taubat sambel pedas tetapi tidak pernah jera , melainkan tindakan untuk menyesal dan berjanji tidak mengulang perbuatan yang salah, karenanya taubat yang dilakukan harus memiliki empat indikator. Pertama, menyesal sepenuh hati. Kedua, meminta ampun dengan lisan. Ketiga, tak menyisakan (dosa) pada badan. Keempat, berketetapan hati tidak mengulangi. Taubat ini adalah harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan kesungguhan untuk kembali ke jalan yang lurus , betapa bodohnya diri kita telah melakukan pertaubatan, dan mendapatkan peta perjalanan hidup dengan rambu yang sangat sempurna, lalu masih tetap terjerembab. Wallahu A'lamu
Sabtu, 18 Januari 2025
Kreator Kompasiana : Inay Thea