Lihat ke Halaman Asli

Inayat

Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Dimana kau Letakan Rasa Malu

Diperbarui: 11 Januari 2025   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stiqsi

Dimana Kau  Letakan Rasa Malu


Kita sekarang hidup di zaman serba canggih tapi sayang kecanggihan seringkali menggiring manusia berpikir serba instan dalam meraih sesuatu, terkadang  semau gue tidak berpikir apakah melanggar norma agama ,  akan merugikan orang lain atau tidak, harus diakui makhluk bernama manusia  memang bisa memiliki nilai  lebih baik dari Malaikat dengan segala perangkat  akalnya sehingga mampu memfilter baik dan buruk tetapi jangan salah manusia bisa lebih sesat dari binatang, senagai bukti  akhir-akhir ini kita seringkali dipertontonkan dengan maraknya terjadi anak membunuh ayahnya, sebaliknya ayah membunuh anaknya, yang paling mengerikan anak membunuh ibunya, atau ibu membunuh anaknya, bahkan tidak jarang seorang wanita menggugurkan janinnya hanya karena malu diketahui orang karena anak yang dikandungnya hasil hubungan gelap , belum lagi  kasus pemerkosaan  marak terjadi , baru-baru ini menjadi viral terjadi kekerasan seksual selama hampir 20 tahun terjadi terhadap  anak-anak panti asuhan di Tangerang yang pengasuhnya mensodomi anak asuhnya sangat biadab dengan mengemas kegiatan sosial panti  asuhan sebagai tameng untuk menutupi aksi bejatnya  , belum lagi maraknya penipuan berkedok Agama, ditambah para penghobi pengumbar aurat dengan tanpa malu memperlihatkan lekukan tubuhnya ditempat-tempat umum, para pengumbar kata-kata kotor, maraknya kasus korupsi  menjadi menu sarapan pagi hari saat berselancar di media sosial konon  para koruptor masih bisa duduk dengan  tenang, wajah berseri seolah tidak merasa bersalah, ini menunjukkan  perilaku korupsi terbukti telah  membungkam hati nurani sehingga si pelaku tidak hanya kehilangan rasa bersalah, tetapi juga rasa malu, dan  ketiadaan rasa malu itu terlihat ketika seorang tersangka atau terdakwa korupsi masih sempat bisa tersenyum lepas, dan seabreg perilaku negative lainnya.

Cahaya

Islam


Pertanyaan berikutnya adalah mengapa ini terjadi  ?  maraknya semua ini karena sudah hilangnya rasa malu pada diri manusia, sulit menumbuhkan tindakan  positif dari manusia yang sudah tidak memiliki rasa malu, pinjam istilah bahasa gaul karena sudah putus urat malunya, oleh karena itulah  sebagai umat yang beragama  harus senantiasa memelihara dan menjaga rasa malu dengan ,eletakan dalam hati yang bersih  baik dalam tindakan maupun ucapan karena semua itu akan menimbulkan dampak positif dan negative,  karena jika sudah  tidak memiliki rasa malu semua nilai-nilai kebaikan akan diabaikan, ia akan melakukan apa saja  sesuai dengan yang dikehendakinya, mengikuti keinginan, kebutuhan, dan apa saja yang bisa menyenangkan terhadap dirinya sendiri tanpa mengindahkan aturan dan norma yang ada, itulah mengapa  pentingnya  setiap orang untuk memiliki rasa malu karena dengan memiliki rasa malu akan menjadi alarm dalam setiap aktifitasnya, bahkan menjadi kekuatan pada diri seseorang untuk menseleksi apakah perbuatan pantas dilakukan atau tidak, Itulah megapa rasa malu selalu dikaitkan dengan keimanan salah satu pertanda bahwa seseorang beriman adalah menyandang rasa malu, dengan demikian  seseorang yang pada dirinya tidak memiliki rasa malu maka tidak disebut sempurna imannya, berikut hadis Rasulullah SAW "Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna." (HR. Al Hakim). Berdasarkan hadis ini manusia seyogyanya  dalam menjalankan kehidupannya  harus  mendasarkan pada nilai-nilai yang bersumber dari ajaran Agamanya, mempertimbangkan  sopan santun, aturan, etika, dan akan berhati-hati, baik dalam ucapan maupun perbuatan, selalu mempertimbangkan baik buruknya, berpikir sebelum bertindak., karena perasaan malu  akan selalu mendatangkan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, "Sifat malu seluruhnya merupakan kebaikan." (HR. Muslim), orang yang memiliki rasa malu berarti berusaha untuk menjaga kehormatan dan kesucian diri (iffah), memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak, dan menjatuhkannya, ia akan merasa malu kalau ucapannya tidak sesuai dengan kenyataan.

MediaBanten.Com

Rasa malu penting dimiliki setiap individu karena dapat membantu seseorang untuk melakukan hal yang baik dan menghindari perbuatan tercela.  Berikut beberapa manfaat memiliki rasa malu:


*    Mencegah perbuatan tercela
*    Mendorong untuk selalu berbuat kebaikan  
*    Membantu memahami rasa tanggung jawab
*    Membantu menseleksi perbuatan yang pantas atau tidak pantas dilakukan dilakukan
*    Membantu membangkitkan kebenaran,
*    Membantu memberikan teladan yang baik dalam masyarakat
*    Membantu memelihara integritas individu dan komunitas .

Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline