Ada Pengelolaan Bank Sampah di Universitas Budi Luhur (UBL)
Serasa masih asing ditelinga saat mendengar ada pengelolaan bang sampah dilingkungan Kampus hal ini karena biasanya pengelola sampah itu ada disekitar wilayah permukiman atau lapak-lapak tertentu pikiran ini tidak salah karena mayoritas pengelolaan sampah selalu berada diwilayah perkampungan penduduk, namun untuk menjawab rasa panasaran itu sebaiknya kita menyempatkan untuk berkunjung langsung ke salah satu kampus yang berlokasi di Jakarta selatan yaitu Universitas Budi Luhur (UBL) yang beralamat di Jl. Ciledug Raya, RT.10/RW.2, Petukangan Utara, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, saat berada dilokasi kampus UBL kita akan diarahkan ke bagian pojok Kampus ada sebuah tempat yang lumayan luas untuk ukuran pengelolaan bank sampah namun jangan kaget jika masuk area tersebut tidak sebagaimana pengelolaan sampah pada umumnya ditempat lain, meskipun banyak tumpukan sampah tapi tidak ada kesan kotor, kumuh, karena bank sampah di UBL tempatnya bersih dan tertata rapi, sampah sampah yang belum diambil vendor ditempatkan dengan rapi di gudang, sementara sampah-sampah kategori . kardus, karton ditempatkan diruangan sebelah sekaligus berfungsi sebagai kantor hanya untuk menghindari hujan , namun perlu diketahui semua sampah yang ada di bang sampah Budi Luhur tidak semuanya diangkut oleh vendor karena ada sampah yang didaur ulang sendiri sebagaimana disampaikan Umi Tutik
lalu bagaimana bisa bank sampah hadir ditengah kampus UBL ? ini berawal dari salah seorang relawan salah satu program kemasyarakatan bernama Umi Tutik seorang wanita yang usianya sudah tidak muda lagi 64 tahun tetapi masih memiliki semangat layaknya usia 17 tahun, yang pada awal kiprahnya Umi bergabung dalam kelompok swadaya masyarakat (KSM) Nyiur yang bergerak dalam pengelolaan sampah secara mendiri di mulai dari rumah pribadinya yang sekaligus dijadikan sebagai whokshop pengelolaan sampah, juga sekaligus tempat memberikan edukasi bagi warga masyarakat disekitar yang ingin belajar penanganan sampah mulai dari skala rumah, bahkan tidak ketinggalan ada dari mahasiswa/i UBL yang ikut belajar karena kebetulan letak rumahnya tidak jauh dari kampus UBL, karena komitmen dalam mengelola sampah inilah yang melambungkan namanya hingga tidak jarang ada dari perorangan, lembaga, maupun dari beberapa statsiun televisi swasta yang ingin menggali lebih dalam tentang penanganan sampah hinga pada akhirnya Umi diperkenalkan oleh salah seorang Dosen di UBL untuk melakukan kegiatan penanganan sampah disekitar kampus UBL gayung-pun bersambut pihak yayasan UBL tidak keberatan jika ada kegiatan bang sampah mandiri bukankah itu bagian dari cita-cita perguruan tinggi yang ingin menjadikan lingkungannya bersih, rapih, terbebas dari sampah hingga pada akhirnya persoalan sampah menjadi kesadaran kolektif bagi semua masyarakat tidak hanya disekitar wilayah kampus itu yang menjadi harapan besar kedepannya
Kini sebagaimana yang saya saksikan langsung ada sebuah kantor yang sekaligus sebagai gudang penampungan bank sampah yang dikelola Umi Tutik berada di sudut belakang kampus Universitas Budi Luhur dan menempati lahan sekitar 12 x 20 meter yang berdiri dua lantai kami diajak berkeliling untuk melihat tumpukan sampah namun begitu tempatnya tetap bersih bebas dari bau sampah, untuk pengiriman sampah diambil langsung oleh pihak vendor dalam seminggu 3 kali kirim ada sekitar 12 ton dalam semingu sedangkan pihak bang sampah Budi Luhur ada jadwal pengambilan rutin dari masyarakat yang ada disejumlah 51 titik disekitar wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya bahkan kini pihak Budi Luhur mendapat kepercayaan mengangkut sampah di rumah dinas para menteri Jalan Widya Chandra dan kesempatan ini buah dari kolaborasi dengan OASE sebuah organisasi yang isinya para istri menteri dan pejabat tinggi negara, bahkan tidak hanya dari komplek widya Chandra tetapi juga dari kompleks pejabat di kawasan Jalan Denpasar, Taman Suropati, dan Tanjung Barat, Umi Tutik memperkirakan bahwa sampah yang diangkut dari rumah pejabat itu bisa mencapai 5 ton
Bank sampah Universitas Budi Luhur (UBL) sebagaimana disampaikan Umi Tutik didirikan pada tahun 2014 yang pada awalnya pihak kampus hanya mengajak Umi sebagai mitra dalam mensosialisasikan pentingnya penanganan sampah harus dimulai dari diri sendiri tanpa harus berpikir dapat apa, maka Umi akan selalu menyelipkan spirit mengajak untuk 'bergerak tanpa tapi, lakukan tanpa nanti', artinya lakukan sekarang juga jangan beri ruang berpikir panjang untuk sebuah kebaikan jangan pakai entar-entar itulah spirit yang umi selalu sampaikan pada setiap kesempatan termasuk saat saya bertemu dengan beliau pada (Selasa, 3 Desember 2024) menurutnya penanganan sampah harus ada kesadaran kolektif kini buah semangat yang Umi rawat beliau pada tahun 2017 resmi ditunjuk oleh pihak Yayasan Universitas Budi Luhur (UBL) sebagai kordinator bank sampah sampai sekarang, ini sebuah amanah yang harus dijaga mengingat untuk mendapatkan kepercayaan ini tentu saja tidak dicapai secara instan tetapi dari perjalanan panjang yang membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan keikhlasan hingga pada akhirnya UBL meyakini bahwa Umi bisa menjadi komando sebagai garda terdepan dalam penanganan bank sampah di kampus UBL