Saat Rasulullah SAW Menjaga Aib Sahabatnya
Sebagaimana biasanya para sahabat berkumpul bersama Rasulullah SAW berdzikir, membaca Al-Qur'an di Masji Nabawi namun dalam perkumpulan tersebut tanpa dinyata aroma bau kentut menyengat disekitar perkumpulan para sahabat dan Nabi Muhammad SAW sehingga aroma kentut ini membuat tidak nyaman para sahabat, ada rasa ingin mengetahui kira-kira siapa yang mengeluarkan kentut hingga menimbulkan aroma tidak sedap, situasi kurang nyaman ini ada perasaan ingin mengetahui siapa gerangan diantara mereka yang mengeluarkan aroma tidak sedap terlebih ini dihadapan Rasulullah SAW sebagai manusia mulia yang patut diteladani, dan dihormati namun apa jadinya jika aroma tidaka sedap justru terjadi dihadapan Rasulullah SAW tentu saja diantara para sahabat yang merasa geram dengan situasi ini, hingga ada rasa ingin mengetahui siapa yang mengeluarkan bau tidak sedap ini untuk berdiri minta maaf dan langsung mengambil wudhu namun ditunggu beberapa saat tidak yang berani untuk berdiri, kegelisahan para sahabat nampaknya diketahui oleh Rasulullah SAW
Rasulullah SAW sangat memahami, dan mengerti orang yang kentut tadi merasa malu jika harus berwudhu jelas akan menjadi bahan tontonan para sahabat lainnya tentu saja ini akan menimbulkan rasa malu terhadap Rasulullah SAW, tidak lama kemudian kumandang adzan Magrib pertanda waktu shalat telah tiba, maka Rasulullah SAW menyampaikan aku tidak bathal wudhu tetapi akan memperbaharui wudhu otomatis seluruh sahabat berwudhu mengikuti Rasulullah SAW, dalam redaksi lain disampaikan "Siapa yang makan daging unta, hendaklah ia berwudhu." (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Perintah Rasulullah SAW agar mereka yang makan daging unta berwudhu bukanlah berarti bahwa memakan daging unta secara otomatis membatalkan wudhu.
Ini adalah contoh bagaimana Rasulullah SAW bertindak dengan sangat bijaksana dan penuh perasaan terhadap ahabat yang sebelumnya melepaskan gas, Rasulullah SAW hanya ingin memastikan bahwa sahabat tersebut tidak merasa malu dihadapan para sahabat lainnya atau terpapar dalam situasi tersebut.
Inilah akhlak Rasulullah SAW yang patut diteladani oleh kita semua yang terkadang kita terbahak-bahak, merasa terpuaskan jika membuat rasa malu sahabat lainnya yang membuat kesalahan padahal bisa jadi itu akan membuat malu orang lain maka dalam peristiwa memalukan seperti buang gas jangan dianggap sebagai insiden yang perlu dirayakan dengan perundungan dan gelak tawa.
Ini mengajarkan kita untuk selalu berperilaku sopan, menghormati privasi dan kenyamanan orang lain, tidak merendahkan orang lain, bahkan dalam situasi yang mungkin memalukan atau lucu, etika tetap harus irawat dengan baik, bercermin pada sikap Rasulullah SAW dalam menutup aib perlu dijadikan tauladan bagi umat Islam, bahkan termasuk aib sahabat yang kentut saat sedang bersama-sama di masjid.
Rasulullah SAW selalu menjaga privasi dan kehormatan individu, beliau mengajarkan umatnya untuk tidak mencampuri urusan pribadi orang lain dan untuk tidak menyebarkan informasi yang dapat merugikan atau memalukan seseorang.
Rasulullah SAW juga selalu mempraktikkan prinsip berprasangka baik terhadap orang lain, mengajarkan umat Islam untuk tidak mengungkit-ungkit kesalahan atau aib orang lain, namun lebih fokus pada upaya memaafkan dan memperbaiki hubungan, meskipun cerita ini mungkin terdengar sederhana, namun mengandung pelajaran yang mendalam dan relevan untuk kita terapkan dalam konteks kehidupan modern seperti sekarang ini.
Allah SWT saja memiliki sifat sattar (menutupi) maha menutupi aib hamba-Nya, dan Rasulullah SAW menjaga sahabatnya dari rasa malu, lalu bagaimana dengan kita ?????
Senin, 02 Desember 2024
Kreator Kompasiana : Inay Thea