"Wa laqad ara`n lijahannama karam minal-jinni wal-insi lahum qulbul l yafqahna bih wa lahum a'yunul l yubirna bih wa lahum nul l yasma'na bih, ul`ika kal-an'mi bal hum aall, ul`ika humul-gfiln"
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (surat-al-araf-ayat-179)
Perbedaan Cara Memilih Pimpinan Pada Masyarakat Manusia, dan Binatang
Rasanya penting kita mengetahui bagaimana cara menentukan pemimpin dalam masyarakat manusia dan memilih pemimpin cara kelompok binatang, bukan bernmaksud membanding-bandingkan tetapi persoalannya apapun keputusan memilih pimpinan yang kita tentukan maka semuanya akan kembali kepada diri kita karena iu tidak ada salahnya mencoba untuk berusaha membandingkan bagaimana cara binatang dalam menentukan pemimpinnya , untuk lebih memudahkan menghantarkan pada pemahaman bagaimana cara kedua kelompok ini memilih pemimpin maka ada baiknya dilakukan dalam lintasan sebuah kisah yang sangat menarik tentang kehidupan disebuah bukit yang banyak tumbuh pepohonan rindang, lebat disana hiduplah sekelompok binatang kera yang saat itu mereka sedang mengalami kedukaan yang sangat karena kehilangan pemimpin mereka yang mati tertembak oleh seorang pemburu, pada akhirnya untuk keberlangsungan hidup mereka maka masyarakat kera berkumpul untuk memperebutkan siapa yang layak sebagai pengganti pemimpin yang sudah mati ? namun dilain pihak ditempat terpisah dibalik bukit ada sekelompok masyarakat manusia yang juga kehilangan pemimpin yang sangat mereka cintai, mereka sayangi, namun telah wafat karena sakit yang dideritanya mereka sedang bermusyawarah menentukan siapakah kira-kira yang pantas menggantikan pemimpin mereka
Persoalan kemudian adalah bagaimana cara kedua kelompok ini dalam menentukan pimpinannya ? pada masyarakat binatang, jelas mereka memilih pemimpin berdasarkan kriteria unjuk kekuatan fisik, otot, dan mental yang lebih besar, lebih kuat, lebih tangkas, lebih buas, lebih licik, dan harus pandai berkelahi untuk melumpuhkan lawan dsb nah untuk menentukan mana yang sesuai dengan kriteia yang mereka tentukan, maka pada kelompok binatang harus ada adu kekuatan, ketangkasan, kepandaian yang diwujudkan dalam berkelahi, dan anda bisa bayangkan bagaimana jika kemenangannya dalam memimpin berdasarkan hasil dari unjuk kekuatan fisik setelah menjadi pemimpin pasti sangat otoriter, menegakkan disiplin dengan cara kekerasan, kekuatan dan sangat protektif , ia kan mendapatkan keutamaan dalam hal pelayanan, sedangkan imbalannya masyarakat binatang melayani dengan memberikan yang terbaik untuk pemimpin mereka karena didasarkan atas ketakutan
lalu bagaimana pada masyarakat manusia ,
Dalam masyarakat manusia tentu saja memilih pemimpin harus berdasarkan keluhuran budinya yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari atau berdasarkan rekam jejak keseharian , yang mampu membangun kebajikan bagi masyarakatnya, selalu memperluas kawasan-kawasan kebaikan, berbuat tanpa pamrih , dalam menjalankan kehidupan sehari-hari selalu dikendalikan oleh nilai-nilai luhur manusia yang selalu dirawatnya dengan baik soal kejujuran, adil, amanah, rendah hati, tulus/tanpa pamrih berpihak terhadap masyarakat . lebih mengutamakan orang lain tinimbang diri sendiri , dan untuk menentukan siapa yang sesuai dengan kriteria tersebut hanya dapat dilakukan dengan membandingkan perbuatannya sehari-hari lalu setelah menjadi pemimpin dia siap untuk melakukan apapun demi kepentingan masyarakat yang dipimpinnya, sangat bijaksana dalam memberikan pelayanan, mewakafkan dirinya sebagai abdi masyarakat manusia, sedangkan masyarakatnya justeru diperhatikan dan dilayani, atas dasar torehan kebaikannya maka otomatis masyarakat akan mencintainya dan taat karena cinta dan hormat pada pengabdiannya dan bukan karena unsur keterpaksaan terlebih karena ketakutan .
Lalu bagaimana kriteria pemimin di kedua kelompok ini ?
Binatang : penekanan pada kemampuan fisik dan mental, seangka pada manusia penekanan pada kemampuan bertindak sesuai moral dan pengabdian dalam arti yang luas, dan tentang bagaimana cara mendapatkannya pada keompok binatang tidak ada cara lain kecuali : adu kekuatan dan kepandaian, sedangkan pada manusia adu perbuatan baik yang sangat tulus, menebar kebajikan, dan kearifan adanya memberikan manfaat ketidak hadirannya sangat dirindukan
Bagaimana cara memimpin?
Dikelompok binatang tentu saja akan terjadi pola memimpin dengan cara otoriter, orientasi kekepentingan diri sendiri, mempertahankan kekuatannya dengan membuat yang lain tidak berkembang dengan menciptakan ketergantungan, melindungi kelompoknya dengan mengerahkan segala kekuatan yang dimiliki fisik, uang, maupun mentalnya, sedangkan pada manusia pemimin akan selalu mendengarkan , orientasi kepentingan masyarakat, melayani, mengembangkan, mendorong kemajuan bagi masyarakat yang dipimpinnya, memberi perlindungan kepada yang lemah, menanamkan empati dan simpati .
Sikap terhadap bibit unggul
Binatang : terhadap bibit unggul harus dibunuh, dimusnahkan karena dianggap sebagai penghalang maka harus disingkirkan demi mempertahankan kedudukan bukan untuk kemajuan masyarakatnya tetapi semata-mata untuk mempertahankan kedudukan, sedangkan pada manusia terhadap bibit unggul yang memiliki potensi harus dipelihara, dirawat, dipersiapkan menjadi penggantinya agar bermanfaat bagi kemajuan masyarakatnya
Sikap masyarakat yang dipimpinnya ? Pada binatang lebih didasarkan karena takut dalam memberikan pelayanan terhadap pemimpin mereka, sedangkan manusia karena unsur mencintai, menyegani, menghormati, merdeka dan terinspirasi mengikuti sikap baik berdasarkan rekam jejak