Antusiasme Warga Masyarakat RW. 02 Kel. Rawa Buaya Dalam Mengikuti FGD CAP Tahun 2024
Sebagai orang luar yang datang bertamu tentu kudu memperhatikan segala sesuatunya tidak hanya pakaian yang digunakan tetapi juga soal waktu harus menjadi perhatian bagi seorang pendamping karena keterlambatan hadir dalam acara jelas termasuk sesuatu yang cukup memalukan karena itu kedatangan tim kami ke lokasi pelaksanaan FGD di RW.02 Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng Jakarta Barat lebih awal walaupun dalam undangan tertera Jum'at malam, 12 Juli 2024 pukul 20.00 sampai selesai namun kami datang lebih awal tepat jam 17.00
kami lakukan untuk beristirahat dipinggiran sungai jalan inpspeksi sambil melihat pemandangan terbenamnya matahari dan orang orang yang lalu lalang disepanjang jalan inspeksi cukup ramai terlebih disore hari maka jalan inpspeksi alternative oleh pengendara kendaraan roda dua khusunya terlebih disaat-saat jalan Daan Mogoot macet maka alternativenya memanfaatkan jalan inspeksi namun meskipun ramai kendaraan lalu lalang kami tetap duduk dipinggir sungai sambil menikmati semangkok bubur kacang Madura dicampur es rasanya bisa memanjakan lidah tambah nikmat saat seruput bubur terbentang warna merah menyala sinar matahari dari ufuk barat jam sudah menujukkan 17.30 kami bayar bubur sambil mengucapkan bahasa Madura sakalangkong tentu kalau orang Madura paham karenanya dijawab dengan senyuman khas Madura sambil saya tetap berjalan karena tidak paham apa yang disampaikan
DOKPRI
Saatnya bergegas menuju rumah ketua RW. 02 sesampainya disana kami disambut dengan sangat ramah oleh ketua RW bapak Suntamah dengan senyum khas, penuh keakraban mempersilahkan kamis masuk tidak lupa sambil menyediakan air minum maklum perjalanan jauh, tetapi hanya sebentar ngobrol sebagai pembukaan dengan ketua RW karena harus segera menuju masjid untuk menunaikan sholat Magrib,
setelah sholat menuju warung untuk mengisi wilayah tengah sambil menunggu Isya kami berempat mendiskusikan strategi pelaksanaan fgd nanti yang cepat, effektif dengan menghasilkan output yang maksimal mengingat waktu pelaksanaan malam hari tentu soal waktu perlu mendapatkan perhatian serius karenanya kami sepakat setelah pembukaan tidak memperbanyak obrolan ngalor ngidul banyak menghabsikan waktu tetapi harus segera menggelar kertas plano dan matrik segera dibagikan sebagai bahan bagi peserta fgd mendiskusikan beberapa permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan infrasstruktur, sosial, dan ekonomi tetapi saat diskusi berlangsung tetap didampingi tim CAP untuk menjamin diskusi tetap fokus dan terarah
DOKPRI
Namun betapa mengejutkan, sekaligus menggembirakan saat selesai Sholat Isya para peserta sudah berkumpul di rumah ketua RW. 002 terdiri dari para ketua RT, para Dawis, PKK RW, Babinkamtibmas, LMK, FKDM, dan tokoh masyarakat lainnya terlihat dari wajah mereka rasa antusias untuk mengikuti acara fgd, ini sebagai bukti cerminan bahwa komunikasi diantara mereka yang dikomandoi oleh ketua RW. 002 terjalin dengan baik terbukti peserta fgd mengikuti dengan seksama dikelompok masing-masing ada kelompok fisik lingkungan yang anggotanya para ketua RT yang paham betul kondisi fisik lingkungan permukiman dengan harapan dapat lebih memudahkan dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada, dan terbukti banyak diantara para ketua RT mengungkaokan permasalahan yang berkaitan dengan erusakan jalan lingkungan pada akhirnya mereka mengusulkan peningkatan jalan, perbaikan saluran yang mengalami penyempitan, saluran yang tidak tertutup, pemasangan lampu PJU di beberapa tempat untuk antisipasi terjadinya kerawanan social, pengadaan sarana pengangkut sampah karena jumlah yang ada sangat minimalis, sarana proteksi kebakaran, persoalan pelayanan air bersih meskipun sudah ada aliran pam jaya tetapi sering mengalami hambatan kelancaran pemenuhan air bersih karena itu dalam fgd melalui ketua RW menjadi salah satu pembahasan sekaligus ada kesepakatan untuk pemasangan tandon air bersama yang seluruh biayanya akan diajukan kepada pihak pam jaya tentu saja ini menjadi solusi terbaik karena bagaimanapun keberadaan air bersih menjadi prioritas bagi kehidupan warga masyarakat khususnya dilingkungan RW. 002
DOKPRI
Pada diskusi kelompok ekonomi yang anggotanya terdiri dari para ibu dawis memunculkan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan usaha kecil warga masyarakat antara lain pedagang usaha kecil menengah yang masih membutuhkan peningkatan keterampilan, pembinaan, dan permodalan, peningkatan pengetahuan tentang pemasaran bersifat digital, peningkatan produksi, pemasaran dan akses ijin-ijin dan akses permodalan dari lembaga ekonomi lokal maupun perbankan karena bagi usaha kecil tidak mudah untuk membuka akses kelembaga keuangan yang ada, sementara itu pada kelompok sosial banyak menyoroti permasalahan pengangguran yang dialami oleh usia produktif ini seharusnya mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, soal anak putus sekolah, minimnya peralatan kesenian antara lain : hadroh, kasidahan, sanggar kesenian, sarana olah raga, penyakit dominan yang terjadi dimasyarakat, demam berdarah, minimnya keterampilan pemulasaran jenazah, keterampilan memasak, keterampilan hantaran, dan keterampilan rias pengantin semua persoalan ini menjadi pembahasan dikelompok sosial