Waspadalah Mendapatkan Prank Pahala Amal Kebaikan di Akhirat
Prank adalah sebuah kata berasal dari bahasa Inggris yang artinya sebuah trik menyebabkan orang kaget penuh keheranan, istilah lainnya disebut sebagai sebuah lelucon prank dilakukan sebagai trik nakal yang dimainkan terhadap seseorang, pada umumnya menyebabkan seseorang tersebut kaget, merasa malu, tidak nyaman, atau keheranan dan bahkan mungkin emosi sesaat.
Tindakan prank dilakukan semata-mata untuk mengundang gelak tawa, namun pada penerapannya hal ini tidak jarang bisa mengundang kontroversi tergantung orang yang dijadikan objek prank namun demikian kebanyakan prank diakhiri dengan penuh tawa riang karena kalaupun awalnya membuat suasana tegang tetapi endingnya selalu dengan penuh kegembiraaan bahkan fenomena prank akhir-akhir ini menjadi tontonan yang sangat menarik menjadi solusi alternative hiburan semata dari penatnya hiruk pikuk kehidupan yang serba canggih tapi pernahkan anda membayangkan prank di Akhirat ?
Tentu saja persoalan ini sebagai pengingat bahwa kita harus waspada jika terkena prank akhirat karena prank ini tentu akan berbeda dengan prank yang sebagaimana sering kita saksikan dalam acara di layar kaca maupun melalui media social namun prank akhirat berbeda karena ini berhadapan dengan mizan (timbangan) amal kebaikan yang telah dilakukan saat hidup didunia semua manusia akan mengunduh pahala amal kebaikan yang dilakukan didunia apakah sholat wajib maupun sholat sunnah, bersedekah, dan dari amalan-amalan kebaikan lainnya yang diyakini bermuatan bobot pahala namun ternyata semuanya bisa berubah jadi zonk alias nihil pahala , hangus padahal kita sejatinya akan mengunduh semua pahala amal kebaikan sebagai tiket ke Syurganya Allah SWT, maka pertanyaan berikutnya adalah mengapa prank amal akhirat terjadi ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut baiknya mengutip firman Allah SWT: "Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat," (Al-Baqarah ayat 17).
Ayat di atas adalah perumpamaan bagi orang-orang munafik, orang yang memiliki penampilan luar biasa di depan publik, sangat menarik, mempesona dengan segala retorika yang dimilikinya, sumbangannya yang luar biasa sebagai kebaikan amal social , dengan segala tek tek bengek amal kebaikan yang lainnya sehingga membuat pihak lain mengaguminya namun sayang semua yang dilakukan bukan karena Allah tetapi untuk kepentingan dirinya, jabatannya, untuk mengeruk kekayaan, untuk mendapatkan predikat sebagai orang baik dan sebagainya sehingga perbuatan kebaikannya penampakan luar mereka terang benderang seperti menyalakan api, seakan di dunia mendapatkan penerangan dengan segala bentuk pujian yang dialamatkan, tidak sedikit manusia yang mengelu-elukan, bahkan menjadikannya orang yang paling berjasa, namun saat mereka akan memanfaatkan penerangan mereka, Allah SWT padamkan apinya, sehingga mereka benar-benar dalam kegelapan, tak mampu melihat keimanan, tak mampu berjalan menuju ke arah surga.
Demikian kondisi orang-orang yang tertipu oleh perbuatan dirinya sendiri, mereka termasuk orang-orang yang kecele di akhirat, karena apa yang mereka anggap sebagai sebuah kebaikan, bahkan mendapatkan julukan sebagai orang yang sangat baik, bak seorang pahlawan namun pada akhirnya harus gigit jari.
Tak ada amalan yang dapat menjadi penerang dalam gelapnya pinjam bahasa anak gaul sekarang mendapatkan prank oleh amalnya sendiri, seakan-akan mendapatkan banyak hal ternyata semua yang dilakukan hanya zonk. Karena itulah harus lebih hati-hati dalam beramal karena seringkali manusia terjebak berharap mendapatkan pujian dari orang lain, meskipun acapkali lisan berucap ikhlas namun tidak bisa dipastikan bahwa itu merupakan cerminan hati, itulah cerdiknya iblis dalam mempermainkan manusia sehingga manusia terjebak melakukan sedikit amal tetapi diiringi rasa kekaguman berlebihan atas amalnya yang dikenal dalam Islam dengan istilah ujub (bangga atas diri), biasanya diikuti dengan virus lainnya yaitu penyakit ria dan takabur (sombong) kesemua sikap itu digolongkan ke dalam orang-orang yang merasa bangga dengan amalannya.