Keberadaan Mata Air Cigawir Sebagai Warisan Nenek Moyang Untuk Warga Kampung Bolong Desa Salapraya, Kec. Jiput Kab. Pandeglang
Cigawir bahasa yang sering digunakan oleh warga masyarakat Kampung Bolong khususnya untuk menyebutkan keberadaan sumber mata air alami yang berada di lembah yang curam tepatnya di sebelah timur Kampung Bolong inilah mungkin yang menjadi latar belakang mengapa disebut cai gawir karena kalau kita telusuri dari beberapa kamus akan menemukan gawir dengan makna yang hampir mirip sama misalkan dapat kita temukan dalam kamus wikikamus gawir adalah adalah tebing curam yang terbentuk akibat sesar yang baru yang biasanya disertai perpindahan secara vertical adalah tebing curam.
Sedangkan dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gawir adalah dinding terjal dari dua kamus ini terdapat kesamaan makna tentang arti gawir adalah lembah maka penyebutan cai gawir dari pengertian ini tidak salah disebut cai gawir karena lokasi mata airnya berada dilembah yang cukup curam inilah yang melatar belakangi mengapa orang tua dahulu menyebut mata air ini dengan istilah cai gawir karena lokasinya berada dilembah hal ini bisa dibuktikan dari tangga yang ada untuk menuju lokasi harus melewati beberapa tangga yang lumayan curam dipersiapkan untuk menuju lokasi cai gawir.
Adapun keberadaan cai gawir ini dari sejak kapan rasanya tak satupun dari warga Kampung Bolong yang mengetahuinya namun dilihat dari kondisi tangga yang dahulu masih terbuat dari undakan-undakan tanah kemudian ada cekungan sederhana untuk menampung air bersih yang keluar dari selah-selah bebatuan rasanya pernah ada orang yang membuat mata air ini yang dipersiapkan untuk kebutuhan warga kampung
Kebutuhan akan air menjadi sebuah keniscayaan dari sejak dahulu sampai sekarang bahwa kebaradaan air bersih adalah merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan dalam kehidupan makhluk yang ada di alam jagad raya ini karena hampir setiap aktifitas yang dilakukan manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan akan air bersih yang di manfaatkan untuk minum, mandi, memasak, mencuci, dan untuk aktifitas lainnya begitu juga dengan tanaman pepohonan dan binatang lainnya tidak bisa lepas dari memanfaatkan keberadaan air hal ini menunjukkan betapa pentingnya ketersediaan air bersih bagi kehidupan manusia khususnya oleh karenanya kebutuhan akan air bersih dan ketercukupan harus menjadi perhatian karena ini merupakan kebutuhan mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia.
Baik yang ada diperkotaan maupun dipedesaan sama-sama membutuhkan air bersih tidak terkecuali disalah satu perkampungan yang ada di Kecamatan Jiput Desa Salafraya ada sebuah kampung bernama Kampung Bolong nama kampung ini mungkin terdengar agak asing ditelinga tetapi keterasingan ini akan sirna manakala mengetahui sejarah latar belakang pemberian nama Kampung Bolong ini diambil dari kisah heroik para pendahulu dalam melawan penjajahan Belanda .
Konon pada saat itu terjadi penembakan atas tokoh di wilayah kampung ini dilalahnya hanya telapak tangannya saja yang terkena peluru menembus sehingga tangannya menjadi bolong dari peristiwa itulah disebut sebagai kampung Bolong diambil dari nama Nyi Buyut Bolong meskipun kebanaran data dari tentang cerita ini belum bisa dibuktikan tetapi dari informasi yang berkembang adalah karena peristwa tertembaknya tangan Nyi Buyut Bolong yang makamnya sampai sekarang masih ada berlokasi di Kampung Sirongge yang sampai sekarang masih ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari wilayah sekitar maupun dari luar daerah terutama di bulan Maulid