Pembelajaran Atas Kejadian Aksi Walk Out Sebagian Jamaah Iedul Fitri di Lapangan Tamanan Kabupaten Bantul
Rupanya aksi walk out tidak hanya terjadi di gedung DPR saja saat sebagian anggota DPR yang tidak sepakat terhadap persidangan yang sedang dilaksanakan atau terhadap suatu aturan yang sedang diputuskan dalam rapat lalu melakukan tindakan dengan cara keluar dari ruang persidangan namun kali ini aksi walkout (WO) yang tentunya diangap tidak lazim namun tampak benar-benar terjadi diacara sholat idul fitri di lapangan Tamanan Kabupaten Bantul yang awalnya samar-samar terdengar suara riuh dari para jamaah saat khatib Iedul Fitri tersebut menyampaikan khotbahnya
namun tidak lama sejumlah jemaah pun meninggalkan lokasi hal ini dipicu oleh isi materi khatib mengangkat soal tema tentang politik yang isinya membicarakan tentang kecurangan dalam pelaksanaan pemilu 2024 secara terbuka dengan bahasa yang sangat vulgar, jelas bisa didengar oleh jamaah bahkan konon tidak tanggung-tanggung khatib tersebut menyebutkan salah satu nama tokoh besar di Indonesia yang diduga terlibat dalam kecurangan tersebut yang harus bertanggung jawab
hal nilah yang memicu sebagian jamaah enggan untuk melanjutkan mendengarkan khutbah lebih memilih walkout (WO) dari lapangan disebabkan ketidak setujuannya atas isi materi ceramah yang disampaikan petugas khatib Iedul Fitri yang mengangkat soal kecurangan pemilu tentu materi ini dianggap oleh sebagian jamaah sangat rawan, menimbulkan kegaduhan bahkan tidak relevan sama sekali dengan situasi dan kondisi yang seharusnya lebih memilih untuk mengangkat tema tentang amalan pasca Ramadhan, atau tentang keutamaan bulan syawal apa yang harus dilakukan oleh jamaah untuk menjaga kesinambungan semangat beramal
pasca ditinggal Ramadhan materi ini lebih pas untuk menjadi tema bagi khatib Iedul fitri bahwa kemudian ada kebutuhan melakukan improvisasi supaya lebih memiliki daya ungkit terhadap semangat jamaah sangat dimungkinkan tetapi tidak lepas dari tema yang disampaikan, inilah pentingnya kepekaan jiwa yang seharusnya dimiliki oleh petugas khatib dimanapun
Atas kejadian tersebut diatas ini menjadi pembelajaran berharga bagi petugas khatib khususnya agar tidak serampangan semau gue dalam menyampaikan materi tidak melihat apakah itu menjadi kebutuhan jamaah atau tidak, menyingung jamaah atau tidak, karenanya penting seorang khatib harus paham tentang kebutuhan mad'u agar supaya materi yang disampaikan pesannya bisa diterima oleh jamaah karena pesan yang disampaikan ini merupakan bagian dari proses dakwah ini menjadi tuntutan bagi seorang da'i dalam menguasai psikologi jamaah yang didakwahi sehingga bisa menyesuaikan materi yang disampaikan kepada mad'u berdasarkan situasi dan kondisi disertai penyesuaian kebutuhan mad'u itu sendiri bukan mengangkat tema yang menimbulkan unsur permusuhan , dan bahkan perpecahan, bahkan kebencian dari jamaah
kasus walkout sebagian jamaah Iedul Fitri di kabupaten Bantul sebagaimana yang marak diberitakan melalui media social menjadi sebuah pembelajaran berharga khususnya bagi penceramah agar lebih memperhatikan kebutuhan mad'u saat menyampaikan materi harus memilih materi yang menyesuaikan dengan kondisi saat dengan tetap lebih memberikan suasana kesejukan, kedamaian, dan bisa mencerahkan bagi jamaah sehingga ada ghairah dari jamaah untuk selalu berbuat amal kebaikan karena terinspirasi terhadap materi yang disampaikan
Oleh karena itu semua konten materi dakwah harus mempertimbangkan dengan use and gratificationtheory yang berasumsi bahwa secara personal mad'u terdiri dari berbagai macam tingkat pendidikan, latar belakang pengetahuan, dan keragaman adat dan budaya yang berbeda belum lagi persoalan problem kehidupan yang terkadang mewarnai sikap jamaah maupun khatib itu sendiri karenanya dalam menyampaikan materi dakwah membutuhkan kompetensi dan kredibilitas yang tinggi untuk sampai pada pesan-pesan yang mengadung power dan spirit pencerahan di tengah masyarakat. Hal ini sesuai dengan teoriuses and gratification (teori dan kepuasan) yang berpandangan bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan kebutuhan materi dakwah sesuai kebutuhan mad'u mengangkat tema Syawal tentu saja akan lebih memiliki daya tarik karena dijamin menjadi kebutuhan bersama tinimbang mengangkat soal issue kecurangan pemilu dianggapnya sudah tidak seksi lagi dan bukan menjadi kebutuhan jamaah