Menyoal Guyo Ala Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
Tentang Bid'ah Memilih Anies - Cak Imin
Bercanda sesungguhnya menjadi sebuah cara meramaikan suasana dalam obrolan yang serius karena candaan yang disertai senyuman akan mampu menghidupkan suasana baik dalam pelatihan, kelompok, pertemanan, dan dilingkunga keluarga.
Meski begitu hal yang perlu diperhatikan adalah candaan yang dilakukan tidak menyakiti hati orang lain. Namun jika bercanda hanya sebagai salah satu bentuk cara berkomunikasi effektif supaya ada rasa kedekatan antar sesama untuk mencairkan suasana agar tidak terlalu kaku, tegang, atau istilah lain sersan serius tapi santai dengan menyelipkan guyonan tujuan hanya untuk menghibur.
Namun begitu guyon memiliki batasan-batasan yang harus dijaga supaya tidak menyerempet pada persoalan pribadi seperti menghina, mengolok-olok, bahkan menrendahkan martabat orang lain. Karenanya, candaan yang dilontarkan harus melihat situasi, kondisi, waktu dan tempat yang tepat karena jika tidak, bukannya menghibur malah akan menimbulkan tsunami atau tidak menutup kemungkinan hal sepele ini dapat menimbulkan konflik berdarah darah.
Rasanya patut kita dipelajari situs resmi Nahdlatul Ulama, Jumat, 17 September 2021, yang mengutip Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar an-Nawawi, guyon diperbolehkan selama tidak keterlaluan, melanggar norma, melanggar etika.
Ini yang menjadi point penting harus mendapatkan perhatian bersama bahkan dalam Islam bercanda hukumnya boleh (mubah). Selama tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat seperti dusta, mengolok-olok, menghina, mempermalukan seseorang, bermuatan politik, perkataan kotor atau terlebih di luar batas- batas syariat agama dilakukan semau gue dengan tidak memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan akibat dari lontaran candaan yang kurang tepat
Lalu bagaimana hubugannya dengan candaan yang dilontarkan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebutkan dengan gamblang bahwa bid'ah memilih pasangan Anies - Cak Imin sebagai calon presiden 2024?
Candaan ini disampaikan saat kegiatan resmi membuka orientasi PPPK Kemenag RI di Surabaya yang pada awalnya hanya bermaksud melempar guyonan kepada Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Amin Suyitno.