Wahai diri
Wahai diri mengapa saat diseru kebaikan tidak segera bangkit menyambutnya,
Wahai diri mengapa merasa cukup puas hanya melambaikan tangan , masihkah merasa nyaman dikursi empuk enggan tuk beranjak
Wahai diri haruskah menunggu musibah menghampiri kalimat thayyibah ringan meluncur dari diri
Wahai diri bukankah kesenangan itu juga merupakan ujian kau harus pandai mengolah jika tak ingin mendatangkan musibah
Wahai diri coba tanyakan jangan jangan ghirah menorehkan kebaikan sudah tidak menggoda, mulai luntur seiring berlalunya sang penyeru, rela meninggalkan diri saat orang lain berlari menghampiri merespon semangat ruhi untuk mensujudkan diri pada Ilahii
Tanyakan pada diri akankah kemenangan ukhrowi akan engkau dapati jika perbuatan ma'siat masih terasa nikmat, jika ajakannya kau hindari
Wahai diri usia pasti terkuras setiap saat dimakan waktu
Menebas bagai kilatan pedang berkelebat mengurangi quotamu perlahan tapi pasti berkurang