Lihat ke Halaman Asli

Inayat

Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Sensasi Kopi Panas Trotoar Taman Metland Cileungsi

Diperbarui: 5 Juli 2023   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Milik Pribadi

Sensasi Kopi Panas Trotoar

Taman Metland Cileungsi

Ngobrol di Warung Kopi
Nyentil sana dan sini
Sekedar suara rakyat kecil
Bukannya mau usil
Hai kau warga kota
Biasakan dirimu
Jangan asal serobat-serobot
Semau hatimu
Patuhilah peraturan
lalu lintas jalan
Jangan bikin pak polisi
bermain sempritan

Dok. Milik Pribadi

Ngobrol di Warung Kopi  lagu ciptaan Gatot Sudarto nyentil sana dan sini lagu ngobrol di warung Kopi (warkop) lagu ini sangat  familiar bagi mereka yang sudah berusia lolita alias lolos lima puluh tahun warkop adalah sebagai refresentasi rakyat kecil dalam menyampaikan kritiknya  kepada siapa saja termasuk pemerintah tapi dilakukan ala warungan sersan serius santai sambil seruput kopi panas , lagu ini sempat viral dizamannya kenapa saya menghadirkan  lagu ini karena tepat jam 21.00 melihat pemandangan para pedagang kopi disekeliling taman perumahan metland yang asri dan sejuk  diapit oleh pusat perbelanjaan antara lain; Metropolitan Mall Cileungsi (MMC), Farmers Cileungsi , Fun World Metland Cileungsi, Hotel, McDonal, ruko-ruko dan tidak jauh dari taman terdapat kantor pemerintahan Kecamatan Cileungsi

Dok. Milik Pribadi

Dilokasi ini jajanannya  paket lengkap   ada aneka minuman es, dan kopi susu, aneka gorengan, bubur ayam, bakso, mie pangsit, nasi goreng, roti, bakpau, tahu keliling dengan khas nada tahuu bulat digoreng limaratusan ennakkkk begitulah kira-kira yang selalu distel sambil berkeliling dengan mobil bak terbuka, dan dilokasi ini  setiap malam selalu  ramai dikunjungi banyak orang  dari mulai orang tua, dewasa, remaja dan bahkan anak-anak mereka pada ngopi sambil ngobrol ngalor ngidul bebas saja tergantung masing-masing sambil duduk beralas tikar plastic diatas trotoar panjang di alam terbuka dibawah pohon beringin hanya  akan menjadi tidak aman bagi pengunjung saat hujan turun namanya juga jajanan misbar gerimis pasti bubar kecuali para pedagang yang sudah siap siaga dengan payung besarnya kalau ingin lebih sejuk dan lebih nyaman banyak pilihan  asal sesuai dengan ukuran kantong ada beberapa rekomendasi kongkow antara lain : Shisha Cileungsi, Mokka coffe Cabana, Javalogi&Eatery, warung cileungsi, kedai sarboon, kedai mamake, tomokofi Cileungsi, Sini Ngopi, SeginaM Kata Kopi Kita, Nongkrong Caf, dan Klasi Kopi  sile datang kesini bisa menjadi pilihan yang tepat didapatkan disini menyesuaikan dengan fuluss anda tinggal pilih apakah mau jajanan ala lesehan trotoar sekitar taman atau di ruko soal keamanan jangan khawatir  karena setiap saat security selalu berkeliling patroli

Dok. Pribadi

Ngopi lesehan di trotoar sepertinya lebih menggoda saya banyak pemandangan yang bisa memanjakan mata terlebih  dimalam hari jauh ditambah semilir angin perlahan membuat suasana semakin terasa sejuk sambil ditemani segelas kopi jahe panas semakin menambah kehangatan nah   diantara jejeran para Pedagang  Kopi Motor alias PKM maksa banget main singkat ya karena mayoritas pedagangnya bermotor supaya mudah  gesernya diantara barisan pedagang ada satu pedagang yang menarik saya untuk pesan kopi jahe  adalah kang Didik (19), penjual kopi dari desa Cipenjo  yang sudah hampir 1 tahun berjualan kopi  "Lumayan Pak, daripada saya nonkrong tidak karuan, atau berharap dari orang tua juga kasihan, terlebih menggantungkan hidup dari orang lain rasanya pantang bagi saya mending jualan keliling seperti ini  lumayan semalam bisa dapat Rp. 50.00 ribu, bahkan   kalau lagi ramai bisa sampai Rp. 150 tergantung rizkinya

Dok. Pribadi

Seorang  Didik yang usianya  relative masih muda lahir di Cipenjo asli peranakan Cileungsi  tidak gengsi memilih usaha kopi keliling tidak mau berpangku karena dengan usaha ini saya belajar mengatur hidup sendiri, belanja sendiri, dan mengatur keuangan sendiri ada perasaan sayang  kalau hasilnya untuk sekedar foya-foya rasanya tidak  sambil seruput kopi Didik bercerita bahwa dulu disini  lokasi seperti danau buatan  orang pasti mengira itu sebagai penampungan air tapi rupanya diurug dijadikan bangunan perumahan asri nan megah padahal dulu sempat dimanfaatkan warga masyarakat untuk jogging, istirahat dengan keluarga , belajar  setir mobil kelililing lapangan, tapi kini tanah lapang telah berubah, dan  yang tidak berubah  para pedagang dari dulu sudah ada hanya sekarang ada penambahan volume ada sekitar 100 pedagang kopi motor mangkal disekitar sini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline