Dok. Islam Kaffah
Menyambut Iedul Fitri Dengan Gandum Basi
"Kisah Kesederhanaan Keluarga Sayyidina Ali"
Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang dinanti-nanti umat Islam sebagai hari yang sering disebut hari kemenangan dalam mengalahkan sikap-sikap yang cenderung menjadi nois dalam bathin setiap manusia untuk menuju manusia yang sempurna dihadapan Allah SWT maka dihari kemenangan tu seringkali kita dapat melihat berbagai menu makanan disajikan sebagaimana lazimnya dalam sebuah keluarga untuk merayakan moment kebahagiaan bernama lebaran namun ternyata kebiasaan ini tidak demikian dengan keluarga Rasulullah SAW
Adalah keluarga Sayyidina Ali tidak ada yang tidak mengenal sosok sahabat sekaligus suami dari Siti Fatimah putri Rasulullah SAW, Sayyidina Ali sosok sederhana tetapi memiliki ketaatan yang sangat luar biasa dan pada saat malam takbiran, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu tidak ingin menyia-nyaiakan waktu sebagai penutup akhir bulan Ramadhan dimanfaatkan oleh Sayyidina Ali bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra, Sayyidina Ali dengan menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung Kurma miliknya dihabiskan semua untuk dibagikan Sayyidina Ali memanggul sendiri gandum terbaiknya sementara Siti Fatimah menuntun kedua putranya yang masih kecil Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein sekeluraga mendatangi satu persatu rumah fakir miskin untuk disantuni dari harta yang terbaik yang dimiliki keluarga Sayyidina Ali sampai habis tidak ada yang tersisa rasanya bahagia menutup Ramadhan dengan berbagi dari harta yang terbaik yang dimiliki keluarga Rasulullah SAW
Tiba esok harinya Sholat Idul Fitri tentu saja sekeluarga khusyu' mengikuti Shalat Ied berjamaah dan mendengarkan khutbah, selepas khutbah 'Id selesai, keluarga Rasulullah itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri, bahagia sekaligus rasa haru karena ditinggal bulan yang teramat istimewa namun dibalik itu ada moment yang sangat mengharukan dimana salah seorang sahabat bernama Ibnu Rafi'i saat hendak mengucapkan selamat 'Idul Fitri kepada keluarga putri Rasulullah, namun apa yang terjadi sesampainya di depan pintu rumah, alangkah kagetnya dan sesakan dada Ibnu Rafi'I saat melihat apa yang dimakan oleh keluarga Rasulullah Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yang masih balita, saat Idul Fitri makanannya gandum basi yang baunya tercium sampai pintu oleh sahabat Ibnu Rafi'I seketika itu Ibnu Rafi'i berucap Istighfar, mengusap-usap dadanya seolah ada rasa nyeri dalam dadanya saat melihat keluarga Rasulullah SAW memakan makanan gandum yang sudah tidak layak untuk di konsumsi , seketika mata Ibnu Rafi'i berlinang butiran bening air mata perlahan mengalir deras dalam pipinya kecamuk dalam dadanya sangat kuat karena idak tega rasanya melihat keluarga Rasulullah SAW hanya memakan gandum yang tidal layak konsumsi ia pun bergegas menghadap Rasulullah SAW. Sesampainya di hadapan Rasulullah, "Ya Rasulullah, putri baginda dan cucu baginda," ujar Ibnu Rafi'i. "Ada apa wahai sahabatku?" tanya Rasulullah, tengoklah ke rumah putri baginda, ya Rasulullah. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein."" "Kenapa keluargaku?" "Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya sambil terisak menahan tangis air mata yang terus mengalir "Rasulullah pun bergegas menuju rumah Sayyidah Fathimah. tiba di teras rumah, dilihatnya tawa bahagia percakapan antara Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah dan kedua putranya.namun mata Rasulullah pun berlinang. beliau menangis melihat keluarga putri tercinta dan dua cucunya yang hanya makan gandum basi di hari Raya Idul Fitri.di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak, lezat sebaliknya keluarga Rasulullah penuh tawa bahagia dengan hanya makan gandum yang baunya sudah tercium tak sedap.
"Ya Allah, Allahumma Isyhad...Ya Allah, Allahumma Isyhad(Ya Allah saksikanlah, saksikanlah) Di hari Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yang basi. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin." mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi, asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat. Allahumma Isyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah," bibir Rasulullah berbisik lembut. Sayyidah Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, sang ayah sedang berdiri tegak. "Duhai ayahanda, ada apa gerangan ayah menangis?" Rasulullah tak tahan mendengar pertanyaan itu. Setengah berlari ia memeluk erat putri kesayangannya sayyidina Fatimah sambil berujar: "Surga untukmu,, Surga untukmu." Demikianlah, menurut Ibnu Rafi'i, keluarga Rasulullah pada hari Idul Fitri menyantap makanan yang basi dan bau. Ibnu Rafi'i berkata: "Aku diperintahkan oleh Rasulullah agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap Idul Fitri dan aku pun simpan kisah itu dalam hatiku." Namun, setelah Rasulullah wafat, aku takut dituduh menyembunyikan hadits, maka aku ceritakan hal ini agar menjadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin."
Semoga nukilan kisah keluarga Rasulullah SAW ini menjadikan sebuah pembelajaran penting bagi kita bahwa menyambut Iedul Fitri tidak harus dengan memaksakan menghidangkan aneka makanan yang berlimpah bahkan terkadang terbuang percuma , lalu membeli baju baru yang serba mahal, akan lebih bijak sebagai hasil tarbiyyah selama bulan Ramadhan bahwa menampilkan sikap kesederhanaan jauh akan lebih memiliki daya magic bagi diri dan lingkungan. Wallahu A'lamu
Kreator Inay Thea Cileungsi Bogor
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI