Nasib Kurniasih Ibu Hamil Meninggal Pasca di Tolak RSUD Ciereng-Subang
Haruskah persyaratan administrasi mengalahkan rasa kemanusiaan terlebih ketika pasien yang sangat membutuhkan pertolongan dokter ditolak hanya gegara persoalan remeh temeh adminsitrasi sehingga menjadi penghambat untuk ditangani pihak RSUD rasanya kurang manusiawi bukankah nyawa manusia jauh lebih berharga tinimbang secarik kertas sebagai syarat administrasi kondisi ini dialami oleh salah serang pasien Ibu hamil sebut saja Kurniasih (39) ditolak ketika akan masuk ke ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK) untuk mendapatkan tindakan, korban langsung ditolak dengan alasan pihak RSUD Ciereng belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.padahal tindakan dokter untuk pasien sangat dibutuhkan dan seharusnya menjadi prioritas utama pada akhirnya seorang ibu hamil dengan usia kandungan sembilan bulan itu harus meninggal dunia usai ditolak RSUD Ciereng Subang.
Perlu kita kritisi adalah bukan soal meninggalnya karena bisa jadi itu sudah menjadi takdir dari Allah SWT pada keyakinan ini sebagai orang beriman tentu kita harus menerimanya tetapi persoalan penolakan rumah RSUD itu yang menjadi pertanyaan besar para netizen yang geram ketika membaca viralnya kasus ini haruskah mengutamakan persyaratan administrasi dengan mengabaikan pasien yang sedang sakit parah rasanya sangat tidak masuk akal saat nyawa manusia terancam pihak rumah sakit masih berkutat mempertanyakan kelengkapan soal surat rujukan dari Puskesmas bukankah itu bisa dilakukan secara pararel karena yang harus diutamakan sesungguhnya adalah menyelamatkan nyawa manusi tinimbang berkutat pada kelengkapan administrasi dan peristiwa itu sebagaimana hasil penelusuran awak media terhadap suami dari ibu Kurnaesih (39) asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang hendak melahirkan pada Kamis (16/2/2023) malam. Dikutip dari detikJabar, Kurnaesih sempat mengalami kontraksi saat berada di rumahnya kondisinya terus mengalami penurunan sehingga keluarga memutuskan membawanya ke Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan awal, namun karena tidak ada perkembangan akhirnya Kurnaesih dibawa ke RSUD Ciereng sudah dalam kondisi drop tutur Juju Junaedi (46), suami Kurnaesih, Senin (6/3/2023). Sesampainya di RSUD, Kurnaesih diterima Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Namun, ketika akan masuk ke ruang pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif (PONEK) yang merupakan salah satu kegiatan pelayanan dalam Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) dan mendukung Program Nasional tentu ini sudah sangat tepat untuk mendapatkan tindakan segera namun sayang korban ditolak alias tidak ditangani dengan alasan pihak RSUD Ciereng belum menerima surat rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang karena mendapatkan penolakan akhirnya keluarga memutuskan membawa Kurnaesih ke rumah sakit di Bandung karena tidak mendapat tindakan dari RSUD Ciereng. Namun, korban beserta anak yang dikandungnya meninggal dunia dalam perjalanan
Apapun alasan penolakannya ini harus menjadi evaluasi bersama terhadap pelayanan RSUD kejadian Ciereng tentu saja para netizen merasa benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama terlebih pasien dalam kondisi tidak berdaya, dan membutuhkan tindakan penaganan cepat, hendaknya ini menjadi pembelajaran bersama agar persoalan surat rujukan dikesampingkan demi memprioritaskan penyelamatan nyawa manusia, dan mendengar kasus viral ini Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut kasus meninggalnya ibu hamil pasca ditolak RSUD Ciereng Subang masih dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan setempat. Semoga kasus menjadi bahan evaluasi bersama.
Kreator: Inayat-Inay Tinggal di Cileungsi Bogr Jawa Barat