Lihat ke Halaman Asli

Inayat

Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Persoalan Kentut Tak Perlu Diusut

Diperbarui: 8 Februari 2023   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Tribun Jambi 

Persoalan Kentut Tak Perlu Diusut

Tidak ada seoang manusia satupun yang tidak memiliki celah aib sekecil apapun namun karena Allah SWR maha menutupi maka yang nampak kepermukaan adalah sifat baiknya sehingga membuat orang merasa nyaman  ketika mendekat kita simak sebuah pengakuan tulus dari seorang sahabat Rasulullah SAW yaitu Abu Hurairah RA adalah seorang sahabat yang dikenal sebagai pakar hadis dan paling banyak meriwayatkan hadis kemanapun ia pergi, ia selalu diikuti sahabat lain yang ingin belajar hadis kepada beliau. 

Abu Hurairah RA sadar betul bahwa begitu banyak sahabat lainnya  yang mengidolakannya sebagai pakar hadis hanya lantaran Allah SWT menutupi aibnya maka ia pun berkata bahwa Kalaulah aib saya tidak ditutup Allah SWT maka tidak akan ada lagi yang berani mendekat saya walau hanya seorang ." betapa pengakuan seorang sahabat yang meski tingkat keshalehannya tidak diragulan lagi namun tetap meyakini bahwa kebaikan yang tampak darinya hanya kerana Allah SWT menutup rapat aibnya dari pandangan manusia

Belajar dari apa yang disampaikan Abu Hurairah bahwa sejatinya  tidak ada manusia yang tidak memiliki aib/kekurangan   seorang tampak  berkharisma hanya karena Allah SWT telah menutupi aibnya sehingga hanya kebaikan saja yang terlihat orang, lalu bagaimana jika  Allah SWT membukakan aibnya? Tentu saja manusia akan menjauh dari kita karena sudah diketahui celah aibnya namun Allah SWT memiliki sikap Sifat As-Sattar (Maha Menutupi) sebagai salah satu  sifat yang menutupi berbagai aib, kelemahan dan kesalahan manusia.  

Oleh karena itu sebagai seorang hamba  sebaiknya  dapat meneladani sifat yang melekat pada Allah SWT dan Nabinya untu selalu menutup rapat aib saudaranya karena sesederhana apapun tingkatan aib tetap saja merupakan perkara yang tidak baik jika harus diketahui orang lain, apa yang dilakukan oleh seorang hamba mulya Rasulullah SAW dalam menutupi rasa malu jika harus diketahui orang lain adalah ketika nabi menyelesaikan persoalan kentut yang membuat kegaduhan para sahabat ketika Rasulullah SAW bersama para sahabatnya menyantap daging unta, namun rupanya salah seorang sahabat lepas angin menebar aroma tidak sedap . Kendati demikian, tak ada di antara para sahabat yang berkomentar terhadap bau tak sedap itu. Masing-masing hanya memperlihatkan wajah tak senang karena ulah seorang sahabat yang tak diketahui itu. 

Mengetahui hal itu, Rasulullah tidak mendorong di antara para sahabat yang merasa telah kentut supaya berdiri. Beliau hanya diam sehingga bisa ditafsirkan bahwa beliau tidak mendukung upaya dari salah seorang sahabat yang hendak mencoba "mengusut" siapa telah kentut. Percobaan itu semakin jelas ketika kemudian beberapa sahabat  mengatakan: "Orang yang kentut pasti akan berwudhu setelah ini. Dan orang itulah yang kentut, Mendengar hal itu, Rasulullah mengajak para sahabat untuk berwudhu meskipun mereka semua belum batal wudhunya. Setelah itu semua orang yang berkumpul di masjid mengambil air wudhu atas seruan Rasulullah sebelum Bilal mengumandangkan adzan Isya' sehingga tak diketahui siapa yang sebenarnya telah kentut karena semua orang mengambil air wudhu sebelum melaksanakan shalat . 

Begitulah cantiknya  Rasulullah SAW menunjukkan ketidak setujuannya atas upaya "pengusutan" siapa telah kentut -- tidak dengan melarangnya secara tegas - tetapi cukup dengan tidak membuka celah terungkapnya kasus itu dengan cara menyerukan semua orang berwudhu supaya tidak diketahui siapa yang sebenarnya telah kentut, hingga tidak ada di antara para sahabat yang harus menanggung malu karena kejadian yang cukup membuat rasa malu jika diketahui orang banyak karena bagaimanapun  kentut di tengah kerumunan orang banyak adalah suatu aib, maka sangat bijak dan akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah SAW dalam menutupi perkara sederhana ini supaya tidak menjadi bahan olok-olok dengan menyeru kepada para sahabat untuk berwudhu. 

Rasulullah tidak secara langsung mengaitkan wudhu itu dengan percobaan pengusutan kasus siapa yang  kentut maka berwudhulah tetapi justru dikaitkan dengan  daging unta yang telah mereka makan bersama pada malam itu di masjid.  Sungguh betapa bijaknya  Rasulullah SAW dalam menutupi aib para sahabatnya. Seperti yang disabdakan Beliau "Siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aib orang itu di dunia dan akhirat. Dan, siapa mengumbar aib saudaranya sesama Muslim maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya." (HR Ibnu Majah). Wallahu A'lamu

Inay-Cileungsi Kabupaten Bogor




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline