Pengalaman masa lalu harus dimaknai sebagai sebuah pembelajaran berharga dimana masyarakat terjebak dalam kubangan paradigma pembangunan konvensional menempatkan masyarakat sebagai objek dan Pemerintah Daerah (Pemda) sebagai pemberi atau penyedia pelayanan semata padahal lebih dari itu adalah pemerintahan adalah memberikan pengarahan (steering), bukan semata-mata memberi atau menyediakan pelayanan (rowing).
Dengan demikian tepat sekali jika peran pemda dalam penanganan kumuh sebagai "nakhoda" merupakan implementasi peranan Pemda sebagai pemberi arah, dengan menciptakan suasana kondusif, mudah, terarah, dan lancar sehingga masyarakat diberikan ruang dalam menyelesaikan persoalannya supaya berkembang secara dinamik
Kota Singkawang menjadi kota dengan tingkat pembangunan yang mengalami kemajuan pesat, perekonomian meningkat, dan suasana toleransi yang cukup tinggi sehingga tidak heran jika Kota Singkawang sangat menggoda bagi para wisatawan untuk berkunjung ke kota yang kota yang ramah nan cantik .Kemajuan singkawang tiudak terlepas dari peran Wali Kota Singkawang saat belum purna tugas yaitu Tjhai Chui Mie ingin mewujudkan mimpinya menjadikan Singkawang sebagai kota wisata karena itu Pemkot agar tidak ada lagi kawasan kumuh dengan menuntaskan titik lokasi masuk kategori kumuh akan ditata supaya lebih baik dan dijadikan sebagai tempat wisata sekaligus memberikan ruang masyarakat untuk promosi kuliner dengan aturan ketat supaya disiplin dalam menjaga lingkungan kebersihan kota
Wujud dukungan Singkawang dalam penanganan kumuh dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan terhadap pengurangan kumuh, sekaligus memonitor langsung dalam proses pembangunan tentu ini merupakan kegembiraan bagi program kotaku karena sudah terbukti memerankan sebagai nakhoda melakukan fungsi pembinaan, pengarahan, dan sekaligus meng-evaluasi atas proses pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan maupun pasca pelaksanaan karena salah satu factor keberhasilan penataan permukiman adalah sejauh mana keberpihakan Pemerintah daerah terhadap proses kegiatan penataan
Pemkot Singkawang mempunyai kepentingan besar terhadap penataan khususnya kawasan Kuala karena akan menjadikan singkawang sebagai kawasan "Wonderfull of Singkawang Riverside, konsep ini sebagai penunjang pariwisata kota Singkawang, untuk menunjang ini ada enam konsep adalah; penataan sungai , peningkatan kualitas infrastruktur lingkungan, peningkatan kualitas ekonomi dan sosial masyarakat setempat, penyedian ruang terbuka publik, sistem pengelolaan limbah, peremajaan bangunan yang sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu, dan memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang PHBS supaya masyarakat tidak membuang sampah sembarangan dan turut juga menjaga kualitas infrastruktur yang sudah dibangun . Misi menuju singkawang yang bersih, indah, dan cantik menjadi harapan pemkot dan padat karya sebagai salah satu kegiatan yang mendorong terwujudnya harapan tersebut semoga kegiatan ini dapat selesai dengan kualitas baik, tepat waktu, dan yang tidak kalah pentingnya adalah hasil pembangunan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan kehidupan masyarakat
Ini menunjukkan kesungguhan Pemkot Singkawang terhadap pelaksanaan penanganan kumuh bahkan dari mulai sosialisasi sampai pada pelaksanaan sangat konsisten terhadap pengurangan kumuh Kota Singkawang. Dengan menargetkan penataan kawasan kumuh di Kelurahan Kuala sebagai destinasi baru , Kecamatan Singkawang Barat, dan Kelurahan Sedau sebagai pengrajin belacan dilakukan melalui kolaborasi dari berbagai OPD dan masyarakat mengingat kawasan kumuh tidak bisa dilaksanakan oleh satau dinas saja harus berkolaborasi , karenanya Tjhai Chui Mie langsung menggerakkan seluruh dinas yang ada untuk sama-sama berkolaborasi menuntaskan penataan kunuh di Kota Singkawang pada akhirnya hasil dari seluruh kegiatan penanganan kumuh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai conto misalkan skala Kawasan Kuala warga sekitar membuka warung baru dimana dapur yang posisi awal membelakangi kini berubah menjadi halaman dengan menggelar dagangan menghadap promenade sebagai lokasi destinasi wisata baru , begitu juga di Kelurahan Sedau sebagai pengrajin belacan berbahan dasar dari ikan laut kini dalam sehari bisa memproduksi lebih banyak karena sudah mendapatkan bantuan mesin yang lebih modern. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pembanguna pemerintah yang memarjinalkan masyarakat bahwa awal pembangunan terjadi dinamika dimasyarakat itu soal biasa tetapi bagaimana kecakapan dalam mengemas bahwa dinamika yang ada dikelola menjadi sebuah kekuatan.
Kreator adalah Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat -- Tinggal di Cileungsi Kabupaten Bogor-Jawa Barat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H