Menulis bukanlah pilihan bagi saya untuk mengisi waktu luang. Namun sekarang, ada keinginan untuk mulai konsisten membuat tulisan. Tulisan saya mungkin belum dapat memberikan dampak bagi orang lain, namun paling tidak saya menulis untuk diri sendiri. Menulis untuk mengekspresikan diri dan menjadi salah satu cara dalam proses aktualisasi diri.
Setelah artikel pertama di K, saya mencoba untuk membuat artikel kedua. Ternyata, penentuan topik selanjutnya lebih sulit. Kalau menulis suatu pengalaman hidup tentu lebih gampang. Namun saat ini saya merasa belum ada pengalaman hidup yang tepat untuk dipublikasikan. Beralih ke topik- topik politik yang sedang hangat di negeri ini, rasanya masih enggan.
Berpegang pada 'ekspresi diri' sebagai salah satu alasan menulis, akhirnya jadilah artikel ini. Artikel yang menuangkan perasaan saat ini. Teringat akan komentar salah satu juri pencarian bakat 'menyanyi dengan rasa'. Kalau saya menulis dengan rasa...
Melalui artikel ini saya ingin menceritakan makna sebuah objek barang bagi manusia. Objek barang yang dimaksud adalah sebuah mobil. Mobil yang merupakan aset kendaraan yang pertama kali kami miliki.
Hampir 10 tahun kami memiliki mobil itu. Mobil ini sudah menemani kami dengan berbagai peristiwa. Mulai dari peristiwa penting sampai rutinitas yang terkesan biasa yaitu aktivitas pulang pergi kantor ataupun sekedar antar jemput anak. Ada begitu banyak cerita yang disaksikan mobil tersebut.
Sampailah waktunya kami memutuskan untuk mengganti mobil. Itu artinya mobil yang selama ini kami punya harus kami jual. Mobil tersebut masih berfungsi dengan saat baik. Namun dengan berbagai pertimbangan, kami merasa sudah waktunya mengganti mobil.
Awalnya tidak ada perasaan apa pun yang muncul. Kami hanya fokus untuk rencana penggantian mobil. Selang 2 hari setelah sharing dengan salah seorang teman dengan profesi sales otomotif, langsung ada pembeli yang berminat. Kesepakatan harga dan proses jual beli pun terjadi. Prosesnya sangat cepat, dan rasanya belum ada persiapan untuk melepas mobil tersebut.
Pada saat serah terima mobil mulailah kegalauan melanda. Rasanya ada sesuatu yang hilang. Rasa sedih muncul. Malahan mata salah seorang anak saya berkaca- kaca. Dia memang termasuk paling melankolis dibanding yang lain.
Saat memandang teras tempat mobil itu biasa terparkir, ada sesuatu yang lain di hati. Ada sesuatu yang hilang... Apakah ini berlebihan dan terkesan lebay... Tapi sudah pasti kondisi ini tidak tergolong objectophilia
Dari kondisi ini saya merasakan pribadi manusia memiliki hubungan emosional dengan benda mati tidak hanya dengan makluk hidup. Hubungan emosional ini terbentuk karena beberapa faktor yaitu:
1. Frekuensi penggunaan objek dalam jangka panjang
2. Objek memiliki manfaat yang mendukung kehidupan manusia
3. Objek banyak terlibat dengan peristiwa-peristiwa penting
4. Kepemilikan objek dengan usaha dan jerih payah.
Faktor-faktor tersebut merupakan sintesa saya yang perlu dibuktikan. Saya mencoba mencari teori- teori yang mendukung. Namun sejauh ini, saya belum menemukan teorinya. Nanti di lain kesempatan kita akan bahas terkait teori-teori tersebut...