Lihat ke Halaman Asli

Terperangkap di Dimensi Gaib: Penebusan Dosa Akibat Kecerobohan

Diperbarui: 6 Agustus 2024   09:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cahayaislam.id

Di sebuah desa di Semarang, terdapat sebuah situs bersejarah yang dihormati oleh penduduk setempat. Situs itu dikenal sebagai Candi Punden, sebuah tempat sakral yang dipercaya memiliki energi spiritual yang kuat. Di sana terdapat patung-patung kuno, relief-relief yang bercerita tentang sejarah masa lalu, dan sebuah kolam yang dianggap suci oleh masyarakat sekitar. 

Cerita misteri tentang candi ini telah diwariskan turun-temurun. Konon, situs ini dijaga oleh makhluk-makhluk gaib yang setia menjaga keasliannya. Masyarakat setempat selalu berhati-hati ketika berada di sekitar area tersebut, menghormati dan menjaga adat istiadat yang berlaku. 

Namun, generasi muda yang tak lagi terlalu percaya pada hal-hal mistis sering kali tidak memedulikan larangan dan peringatan yang telah ada sejak lama. Salah satunya adalah Angga, seorang remaja yang dikenal suka melanggar aturan dan tidak percaya pada hal-hal berbau gaib. Suatu sore, saat bersama teman-temannya, Angga mendatangi Candi Punden untuk sekadar berjalan-jalan dan mengisi waktu luang.

Dengan sikap yang cenderung meremehkan, Angga menertawakan cerita-cerita horor yang sering ia dengar dari orang-orang tua di desanya. Ia menganggap semua itu hanya mitos dan takhayul yang dibuat untuk menakut-nakuti anak-anak. Saat rasa ingin buang air kecil muncul, tanpa pikir panjang, Angga menuju ke salah satu sudut candi dan kencing sembarangan di situ. Ia bahkan tertawa lepas bersama teman-temannya, merasa tindakan itu sebagai lelucon.

Namun, tiba-tiba angin kencang berhembus, dan suasana di sekitar candi berubah mencekam. Angga merasa merinding, namun mencoba mengabaikannya. Teman-temannya yang merasa takut segera mengajaknya pulang, namun Angga masih merasa tak ada yang salah dengan tindakannya. Mereka pun pergi meninggalkan candi itu.

Malam harinya, Angga mengalami mimpi aneh. Ia bermimpi berada di dalam sebuah ruangan gelap dengan sosok-sosok bayangan yang mengelilinginya. Sosok-sosok itu berbicara dalam bahasa yang tidak ia mengerti, namun intonasinya terdengar marah. Angga mencoba berteriak, namun suaranya seolah hilang. Ia terbangun dengan keringat dingin, namun menganggap itu hanya mimpi buruk biasa.

Keesokan harinya, Angga merasa tubuhnya lelah dan lesu. Namun, ia tetap menjalani aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Saat malam tiba, mimpi buruk itu kembali menghantui. Kali ini, sosok-sosok itu mulai mendekatinya. Angga merasa tercekik, napasnya terasa berat, dan ia merasa seperti dihisap oleh kekuatan yang tak terlihat.

Saat terbangun, Angga mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Ia tidak berada di rumahnya, melainkan di sebuah tempat yang mirip dengan Candi Punden, namun dalam versi yang lebih menyeramkan. Angga panik, mencari jalan keluar, namun seolah-olah tempat itu tak berujung. Tiba-tiba, sekelompok makhluk aneh muncul dari balik bayangan. Mereka memiliki bentuk manusia, namun wajahnya menakutkan dan tubuhnya diselimuti kabut.

Salah satu makhluk itu berbicara dengan suara yang menggema, "Kau telah melanggar batasan, manusia. Di tempat ini, penghormatan adalah segalanya. Kami tidak menerima penghinaan."

Angga ketakutan dan mencoba meminta maaf. Namun, makhluk-makhluk itu tidak terpengaruh. Mereka mengikat Angga dan membawanya ke sebuah ruangan lain. Di ruangan itu, Angga dipaksa bekerja sebagai budak. Ia disuruh membersihkan patung-patung, merawat tempat-tempat yang dianggap suci, dan melakukan berbagai pekerjaan berat lainnya.

Hari demi hari, Angga menjalani hukuman itu. Ia merasa tak ada jalan keluar. Setiap kali ia mencoba melarikan diri, makhluk-makhluk itu akan menangkapnya dan memperpanjang masa hukumannya. Waktu seolah tidak berjalan di tempat itu, dan Angga tidak tahu sudah berapa lama ia berada di sana. Namun, ia merasa seperti sudah bertahun-tahun terperangkap di dunia gaib itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline