Lihat ke Halaman Asli

Dibalik kebengisan...

Diperbarui: 29 Juli 2024   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://kincir.com/movie/anime/5-karakter-bengis-anime-08v7bkmimtml/

Selama bertahun-tahun, warga Kampung Sejahtera mengenal Darman sebagai sosok yang bengis dan tak berperasaan. Dengan wajah garang dan tatapan tajam, dia adalah pemilik warung kelontong yang tidak segan-segan mengusir siapa saja yang berbuat ulah di sekitar tempat usahanya. Tak jarang, ia terlibat dalam pertengkaran sengit dengan para pemuda kampung yang kerap kali mencari masalah.

Bagi mereka yang mengenalnya, Darman adalah sosok yang harus dihindari. Anak-anak pun takut untuk sekadar bermain di depan warungnya. Namun, tak banyak yang tahu bahwa dibalik sikap keras dan tak kenal ampun itu, ada sebuah cerita yang penuh dengan kasih sayang yang mendalam.

Pada suatu sore yang tenang, langit berwarna jingga, menandakan bahwa malam segera datang. Seorang bocah laki-laki, Bimo, yang berusia sekitar tujuh tahun, duduk termenung di depan warung Darman. Matanya yang besar dan cerah kini dipenuhi air mata. Pakaiannya kotor dan sobek, menandakan bahwa dia baru saja mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

Darman yang sedang menyapu halaman warungnya, berhenti sejenak dan menatap bocah itu dengan penuh kebingungan. Bimo adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya yang sudah renta. Dia dikenal sebagai anak yang ceria, namun sore itu, wajahnya tampak penuh kesedihan.

Tanpa berkata apa-apa, Darman mendekati Bimo dan meletakkan tangannya di bahu bocah itu. Bimo terisak pelan, membuat Darman semakin khawatir. Ia menarik napas panjang dan mengajak Bimo masuk ke dalam warung. 

"Bimo, ada apa? Kenapa kamu menangis?" tanya Darman dengan suara yang lembut, jauh berbeda dari suaranya yang biasa terdengar keras.

Bimo mengusap air matanya dan dengan suara tersendat-sendat menceritakan bahwa neneknya sakit keras dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Mereka tidak punya uang untuk membeli obat atau makanan. Mendengar cerita Bimo, hati Darman terasa hancur. Ia tahu betul bagaimana rasanya kehilangan orang yang dicintai.

Darman segera mengambil keputusan. Ia membuka laci meja kasirnya dan mengambil sejumlah uang. Tanpa berpikir panjang, dia mengajak Bimo ke rumahnya. Di sepanjang perjalanan, Darman membelikan obat dan makanan untuk nenek Bimo. 

Sesampainya di rumah Bimo, Darman segera memberikan obat kepada neneknya dan memastikan bahwa ia mendapatkan istirahat yang cukup. Malam itu, Darman tidak pulang ke rumahnya. Ia menemani Bimo dan neneknya, memastikan bahwa mereka baik-baik saja. 

Hari demi hari berlalu, Darman terus membantu merawat nenek Bimo sampai akhirnya ia sembuh. Selama proses tersebut, warga kampung mulai melihat sisi lain dari Darman yang tidak pernah mereka duga. Ternyata, di balik sikap kerasnya, ia memiliki hati yang penuh kasih sayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline