Lihat ke Halaman Asli

Tumbal di Malam Kelam

Diperbarui: 14 Juli 2024   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

parfi.or.id

Bosku, Pak Surya, dikenal sebagai pria yang ambisius dan selalu berhasil mencapai targetnya. Namun, akhir-akhir ini, suasana di kantor mulai terasa aneh. Pak Surya semakin sering terlihat murung dan misterius. Rekan kerjaku, Rudi, yang selalu berusaha menyelidiki hal-hal aneh, mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres.

Suatu malam, aku dipanggil oleh Pak Surya ke kantornya setelah jam kerja. "Andi, aku punya tugas penting untukmu," katanya dengan suara rendah dan mata yang penuh rahasia. "Aku ingin kau datang ke rumahku malam ini untuk membahas proyek besar."

Meski merasa aneh, aku tidak bisa menolak permintaan bosku. Setelah selesai bekerja, aku bergegas menuju rumahnya yang terletak di daerah yang agak terpencil. Setibanya di sana, suasana terasa semakin mencekam. Rumah itu tampak besar dan megah, namun terasa dingin dan tidak ramah.

Pak Surya menyambutku dengan senyuman yang dipaksakan. "Masuklah, Andi. Kita akan membahas proyek ini di ruang bawah tanah."

Rasa curiga mulai menggelayuti pikiranku, namun aku tetap mengikuti Pak Surya. Kami turun ke ruang bawah tanah yang gelap dan lembap. Ketika tiba di sana, aku terkejut melihat simbol-simbol aneh dan lilin-lilin yang menyala di sekitar ruangan. Pak Surya tiba-tiba berubah menjadi sosok yang menakutkan, matanya bersinar liar.

"Andi, kau adalah tumbal yang aku butuhkan untuk mencapai kekayaan dan kesuksesan abadi," katanya dengan suara mengerikan. Aku mencoba melarikan diri, tapi pintu terkunci rapat. Jantungku berdegup kencang, merasakan ketakutan yang luar biasa.

Tiba-tiba, suara ketukan keras terdengar dari pintu. "Pak Surya, buka pintunya! Ini Rudi!" suara Rudi menggema. Dengan sekuat tenaga, Rudi berhasil mendobrak pintu dan masuk ke dalam ruangan.

"Apa yang kau lakukan, Rudi?!" teriak Pak Surya marah.

"Aku tahu ada yang tidak beres, Pak. Aku mengikutimu sejak tadi," kata Rudi sambil menarikku menjauh dari Pak Surya. "Ayo, Andi, kita harus keluar dari sini!"

Pak Surya menghalangi jalan kami, tetapi Rudi melawan dengan gagah berani. Dalam pergulatan itu, salah satu lilin terjatuh dan memicu kebakaran kecil. Asap mulai memenuhi ruangan, menambah kepanikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline