Lihat ke Halaman Asli

Pembatuku Menjadi Istriku

Diperbarui: 14 Juli 2024   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.hidupkatolik.com/2021/09/05/55679/makna-terdalam-persahabatan-sejati.php

Namaku Bagas. Aku adalah seorang pengusaha sukses yang hidup di tengah gemerlap kota Jakarta. Namun, di balik kesuksesan itu, ada cerita sederhana yang mengubah hidupku selamanya.

Aku pertama kali bertemu dengan Sari saat dia bekerja sebagai pembantu di rumahku. Sari adalah gadis desa yang datang ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Walaupun dia hanya seorang pembantu, Sari memiliki hati yang baik dan selalu bekerja dengan tulus. Dia selalu memastikan rumah kami bersih dan rapi, bahkan lebih dari yang diminta. Sari juga pandai memasak, dan masakannya selalu membuatku merasa seperti di rumah sendiri.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan aku semakin menyadari bahwa kehadiran Sari memberikan kebahagiaan tersendiri di rumah. Ada sesuatu yang hangat dan menenangkan dalam senyumannya yang tulus. Namun, aku tidak pernah berpikir lebih jauh. Bagiku, dia hanya seorang pembantu yang baik hati.

Suatu hari, aku mengalami masa-masa sulit dalam bisnis. Perusahaanku hampir bangkrut karena kesalahan dalam pengelolaan. Aku merasa stres dan putus asa. Sari, yang selalu peduli, melihat kondisiku dan memberikan semangat dengan caranya yang sederhana. "Pak Bagas, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Jangan menyerah," katanya dengan senyuman.

Kata-kata itu, meski sederhana, memberikan dorongan yang besar. Aku mulai bangkit dan berusaha keras untuk menyelamatkan perusahaan. Setiap malam, saat aku pulang larut, Sari selalu menyambutku dengan secangkir teh hangat dan kata-kata penyemangat. Di saat-saat itulah aku mulai menyadari betapa berharganya kehadiran Sari dalam hidupku.

Setelah beberapa bulan, usahaku membuahkan hasil. Perusahaan berhasil bangkit dan berkembang lebih baik dari sebelumnya. Di tengah kebahagiaan itu, aku menyadari satu hal yang penting: Sari adalah orang yang selalu ada di sampingku, dalam suka dan duka. Aku mulai melihatnya bukan hanya sebagai pembantu, tetapi sebagai seseorang yang memiliki tempat istimewa di hatiku.

Suatu malam, setelah makan malam yang lezat, aku mengajak Sari duduk di taman belakang rumah. Dengan gugup, aku mengutarakan perasaanku. "Sari, aku tahu ini mungkin terdengar aneh, tapi aku merasa ada sesuatu yang lebih di antara kita. Aku menyayangimu lebih dari sekadar pembantu. Maukah kau menjadi istriku?"

Sari terkejut, matanya berkaca-kaca. "Pak Bagas, saya hanyalah pembantu. Saya tidak pantas..."

Aku memotong ucapannya, "Kau lebih dari pantas, Sari. Kau telah menunjukkan kasih sayang dan ketulusan yang jarang kutemui. Aku tidak peduli dengan status atau latar belakang. Yang penting adalah hati dan perasaan kita."

Sari tersenyum dan meneteskan air mata kebahagiaan. "Kalau begitu, saya mau, Pak Bagas. Saya akan menjadi istri yang baik untukmu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline