Lihat ke Halaman Asli

Kasih Ibu Sepanjang Masa

Diperbarui: 30 Juni 2024   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

id.theasianparent.com

" kasih sayang ibu tidak mengenal batas, penyesalan dan pengampunan adalah kunci untuk memperbaiki hubungan "

Malam itu, angin bertiup lembut membawa aroma laut dari pantai dekat rumah. Desi, seorang ibu yang ramah dan penuh kasih, sedang duduk di teras rumahnya yang sederhana. Pandangannya menerawang jauh, mengingat masa lalu yang penuh dengan perjuangan untuk membesarkan anak tunggalnya, Anton, setelah suaminya meninggal dunia.

Anton adalah anak yang cerdas dan penuh ambisi. Desi bekerja siang dan malam untuk menyekolahkannya. Jerih payah Desi tidak sia-sia; Anton berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan gemilang dan mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar di ibu kota.

Namun, kesuksesan Anton perlahan-lahan merubahnya. Anton yang dulu penuh bakti kepada ibunya, kini berubah menjadi pribadi yang dingin dan egois. Anton menikah dengan seorang wanita kaya yang membuatnya semakin jauh dari ibunya. Desi hanya bisa menahan pilu setiap kali Anton mengabaikan panggilan teleponnya atau beralasan sibuk ketika diminta datang ke rumah.

Suatu hari, Desi memberanikan diri untuk mengunjungi rumah mewah Anton di Sidoarjo. Harapannya sederhana, ia ingin melihat anaknya dan cucunya yang sudah lama tidak bertemu. Namun, sambutan yang diterimanya sangat jauh dari harapan.

"Kenapa ibu ke sini? Mengganggu saja ..." Anton berkata dengan nada ketus di depan pintu rumahnya.

Desi hanya terdiam, matanya berkaca-kaca. "Ibu hanya ingin bertemu denganmu, Nak. Ibu rindu."

"Tidak ada waktu untuk itu, Bu. Kembali saja ke kampung. Aku sudah sibuk dengan pekerjaanku," kata Anton sambil menutup pintu di hadapan ibunya.

Desi pulang dengan hati yang hancur. Kesedihannya semakin dalam setiap kali mengenang sikap anaknya yang berubah. Tapi ia tidak pernah mengeluh, tetap berdoa dan berharap Anton akan kembali seperti dulu.

Di tengah kesedihannya, Desi bertemu dengan seorang pria tua bernama Pak Surya. Pak Surya adalah seorang pensiunan guru yang tinggal di kampung sebelah. Melihat kondisi Desi yang murung, Pak Surya menawarkan bantuan dan pertemanan.

Pak Surya dengan sabar mendengarkan setiap cerita Desi, memberikan nasihat, dan membantunya mengurus hal-hal kecil yang sulit dilakukan Desi seorang diri. Pak Surya juga memperkenalkan Desi pada kegiatan sosial di kampung, yang membuatnya kembali merasa berarti dan dihargai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline