Lihat ke Halaman Asli

Seri Petualangan Hans: Mendaki Gunung Ciremai

Diperbarui: 29 Juni 2024   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://superlive.id/superadventure/artikel/wilderness/ternyata-laki-laki-nggak-bisa-lepas-dari-petualangan


"kedamaian sebenarnya ada di dalam diri, menunggu untuk ditemukan " 

Hans anak Semarang yang selalu terpesona oleh keindahan alam dan petualangan. Setelah mendengar cerita dari temannya yang pernah mendaki gunung ciremai Jawa barat, Hans memutuskan untuk mengunjungi Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 meter. Dia berharap menemukan pengalaman dalam pendakian ini.

Setelah liburan catur wulan tiba, Hans segera menyiapkan diri untuk menuju Gunung Ciremai. Dia membeli perlengkapan mendaki yang diperlukan, seperti sepatu gunung, pakaian hangat, tenda, dan makanan. Hans juga mengajak seorang temannya bernama Ahmad, yang berpengalaman dalam mendaki dan sangat mengenal medan pendakian Gunung Ciremai.

Ahmad memberi Hans informasi penting mengenai jalur pendakian, cuaca, dan hal-hal yang perlu diwaspadai. Mereka memutuskan untuk mengambil jalur pendakian via Linggarjati, yang dikenal cukup menantang tetapi menawarkan pemandangan yang spektakuler.

Di pagi hari yang cerah, Hans dan Ahmad memulai perjalanan mereka dari basecamp Linggarjati. Mereka berjalan melewati kebun dan sawah yang hijau, di mana Hans terkesima oleh keindahan alam pedesaan Indonesia. Ahmad menjelaskan bahwa perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 12 jam, tergantung pada kecepatan dan kondisi fisik mereka.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di Pos Cibunar, pos pertama dalam perjalanan mereka. Di sini, mereka beristirahat sejenak dan mengisi persediaan air dari mata air yang ada. Hans merasa terkesan dengan keramahan penduduk lokal yang mereka temui sepanjang jalan.

Setelah beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan melewati hutan tropis yang lebat. Jalur mulai menanjak dengan lebih tajam, dan Hans mulai merasakan tantangan fisik yang sebenarnya. Namun, dia tetap semangat, mendengar suara burung-burung dan mencium aroma hutan yang menyegarkan.

Ahmad menunjukkan berbagai jenis flora dan fauna yang ada di sepanjang jalur. Mereka melihat monyet ekor panjang yang bermain di pepohonan, serta berbagai jenis burung yang berwarna-warni. Hans merasa beruntung bisa melihat keanekaragaman hayati yang begitu kaya.

Setelah berjalan sepanjang hari, mereka akhirnya tiba di Pos Kondang Amis. Di sini, mereka mendirikan tenda dan menyiapkan makan malam sederhana. Hans dan Ahmad duduk di sekitar api unggun, berbagi cerita dan pengalaman mereka. Hans merasa sangat bersyukur bisa berada di sini, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota.

Malam itu, Hans tidur nyenyak di dalam tenda, mendengarkan suara alam yang menenangkan. Dia merasa semakin dekat dengan alam dan dirinya sendiri.

Di pagi hari, mereka melanjutkan pendakian dengan semangat baru. Jalur semakin curam dan berbatu, tetapi Hans tidak menyerah. Dia merasa tertantang oleh medan yang sulit dan pemandangan yang semakin indah. Ahmad terus memberikan dukungan dan dorongan, memastikan bahwa Hans tetap aman dan termotivasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline