" Cinta Yang Tak Terjangkau dalam Hayalan "
Setelah masalah dengan Dani selesai, Hans melanjutkan kehidupannya di sekolah dengan lebih tenang. Kini, Hans semakin dekat dengan tiga cewek, yaitu Ariani, Astrid, dan Anggraeni (Ani). Meskipun Hans kadang memikirkan mereka, ia berusaha tetap fokus pada pelajaran dan kegiatan sekolah lainnya.
Kelas 2 membawa perubahan besar dengan hadirnya guru baru untuk mata pelajaran Fisika dan Bumi Antariksa. Bu Yanti adalah seorang guru yang sudah berumur, namun tetap cantik dan genit. Bu Yanti selalu mengenakan kacamata yang menambah pesona intelektualnya. tapi sayang hingga umur mencapai 35 tahun dia belum bersuami pula.
Sejak hari pertama mengajar, Bu Yanti sudah menunjukkan perhatian lebih kepada Hans. Ia sering mengajukan pertanyaan kepada Hans, memintanya untuk mengerjakan soal di depan kelas, dan memberikan pujian berlebihan. Hans pun seolah olah juga memberikan sinyal sukanya
"Hans, kamu memang pintar sekali. Bisa kamu bantu Bu Yanti untuk menjelaskan materi ini ke teman-temanmu?" kata Bu Yanti sambil tersenyum genit.
Hans merasa sedikit tidak nyaman, tetapi ia tetap berusaha menjalankan tugasnya dengan baik.
Suatu hari, Bu Yanti memanggil Hans setelah jam pelajaran berakhir. "Hans, saya lihat kamu sangat berbakat di bidang fisika. Bagaimana kalau kamu ikut les tambahan di kost saya? Saya bisa memberikan bimbingan lebih intensif."
Hans merasa ragu, tetapi tidak ingin mengecewakan gurunya. "Baik, Bu. Kapan saya bisa mulai?"
"Besok sore, jam lima. Ini alamatnya," kata Bu Yanti sambil menyerahkan secarik kertas kepada Hans.
Keesokan harinya, Hans datang ke kost Bu Yanti dengan perasaan campur aduk. Ia mengetuk pintu dan Bu Yanti menyambutnya dengan senyuman lebar.
"Masuk, Hans. Kamu tepat waktu," kata Bu Yanti dengan nada manis. Hans mengikuti Bu Yanti masuk ke ruang tamu yang rapi dan nyaman.