Lihat ke Halaman Asli

Diam

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

google.com

Karena segala sesuatunya berawal dari kamu dan harus kuakhiri juga dengan kamu

Diamlah dalam seribu bahasa

Agar kita tak pernah mengerti kata-kata yang singgah dikepala kita

Yang tersekat dikerongkongan dan tak menembus bibir kita

Sehingga detik ini, dalam putaran waktu yang galau kita tetap membisu

Diam dan terus hening, seperti malam-malam yang sudah-sudah

Dan kita pun nyaris basi dalam liur yang tak pernah mendarat keluar

Sudahlah kita terlalu penat, dalam rangkaian putaran waktu yang tersendat

Kita sudah terlalu letih untuk mengulang satu episode perasaan lagi

Karena Empunya cinta, sudah bosan melihat kediaman tanpa makna

tanpa suara, tanpa hati yang bercerita, tanpa riak jiwa yang bercinta…..diamlah…..karena tak penting lagi kita bicara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline