Lihat ke Halaman Asli

Empat Tahun Terbaring, Mustaqim Berharap Kesembuhan

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1356948427515096086

Nasruddin OOS | Foto : Nasruddin OOS

BLANGPIDIE - Saat anak-anak seusianya mulai melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun Mustaqim (20) terbaring ditempat tidurselama empat tahun, dari pinggang sampai keujung jari kaki memang tidak lagi berfungsi sebagaimana diceritakan oleh ibunya. Empat tahun lalu ia mengalami kecelakaan jatuh dari sepeda motor pada saat dia mau ujian naik Kelas III di SMP Negeri 1 Kuala Batee.

Empat tahun sudah Mustaqim menghabiskan waktu remajanya hanya dengan dengan kain-kain lusuh hampir tiap hari diganti kain yang membaluti kasurnya diatas ranjang hanya setinggi beberapa centimeter dalam kamar 2X3 mater. Seharusnya dia sudah tamat SMA namun karena kondisinya mengalami musibah hingga Mustaqim tak pernah duduk di bangku SMA, ia terlihat sedih ketika mengetahui anak seusianya, teman bermainnya sudah memasuki perguruan tinggi.

Mustaqim anak ketiga dari 4 bersaudara, Ayahnya bernama Marhaban Ali (58) berkerja sebagai buruh tani dan ibunya Nurhayati(49) hanya sebagai ibu rumah tangga. Sudah empat tahun anak saya terbaring diatas ranjang ini, kisah Nurhayati pada INAS OOS, Selasa, 04 Desember 2012, sekitar pukul 19:30 WIB di Gampong Pantoe Cut Kecamatan Kuala Batee Aceh Barat Daya.

Proses pengobatan telah dilakukan oleh Nurhayati bersama keluarganya, sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdya (RSUD Abdya), ke Rumah Sakit Cut Nyak Dhien di Meulaboh dan juga sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Adam Malik di Medan.

Namun bukannya sembuh tapi malah lukanya semakin parah, hanya saja beberapa bulan ini Nurhayati hanya mengambil obat pada Ibu Hj. Hus di gampong Padang Sikabu kecamatan, selama mengambil obat pada ibu Hus luka-lukanya dibagian punggung banyak yang sudah sembuh.

Dulu Mustaqim tak bisa mengeluarkan air kencing, perutnya mengembung sehingga dipanggil perawat yang bertugas dipuskesmas untuk memasang silang kencing, pemasangan silang kencing hanya dilakukan beberarap kali saja karena untuk memasang silang itu kan kita harus membayar karetnya sekitar Rp. 15 ribu. Kadang kami ada uang terkadang juga tidak punya uang makanya sekarang kami tidak lagi memasang silang kencing”.

Amatan INAS OOS, kini Mustaqim kencing melalui pusarnya, sedangkan untuk membuang air besar itu dikorek dengan mengunakan tangan ibunya dibalut yang plastic, karena kotoranya itu sudah bulat-bulat. Papar Nurhayati.

Saya hanya berharap, kalau pun anak saya tidak sembuh total paling tidak ia bisa bergerak, bisa dia geserkan tubuhnya sendiri. Sekarang ini dari pinggang sampai ke kaki itu memang tidak lagi berfungsi. Namun kata Nurhayati bahwa anaknya telah mengalami kehancuran ginjal.

Sekitar bulan januari 2012, waktu itu Direktur RSUD Abdya Muazam, pernah membantu kursi roda, sekarang usaha kami dalam mengobati dia sudah kami lakukan. Sekarang kami tidak tahu lagi cara mengobatinya, kami sangat bersyukur jika ada yang membantu untuk mengobati mustaqim”. Kata Nurhayati.

Semenjak kursi roda itu dikasih tak pernah dipakek, apa lagi kantong penisnya telah meletus, untuk mengangkatnya saja kami tak berani takut jatuh pelir yang ada dalam kantong penisnya. Kini kondisi kantong penis Mustaqim itu berair dan kulit disekitarnya sudah tergelupas sambil diperlihatkan oleh ibunya pada INAS OOS.

“Jika saja Mustaqim bisa bergerak, kami kan bisa pergi mencari nafkah, bisa pergi kekebun atau kesawah. Namun saat kami pergi itu penuh kekuwatiran, kalau tidak ada orang yang menjaganya dirumah, saya tidak berani pergi mencuci kain-kain dipakai Mustaqim karena takut terjadi apa-apa pada dia saat saya pergi mencuci. Semua ini kami serahkan pada Allah, semoga masih ada jalan untuk kesembuhan anak kami”. Harap Nurhayati.

Tulisan tanpa editor.

http://inasoos.wordpress.com/2012/12/31/empat-tahun-terbaring-mustaqim-berharap-kesembuhan/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline