Lihat ke Halaman Asli

Di Belakang Jendela Tak Ada Kaca

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wajah gelap kian memperlihatkan sore kian beranjak pergi diantara rinai hujan menguyur menyirami bumi setelah semalam juga disiramnya, sebidang meja kecil dalam ruang yang sangat terbatas dekat jendela terduduk memandang air jatuh dari langit.

sayangku, hujan ini kembali mengingatkan aku pada mu, sedangkan saat kini hujan aku lagi tidak bersama bercerita tentang butiran-butirannya bening, sejuk yang dihangat oleh canda mu, sayangku tiba-tiba saja kerinduan itu bergemuruh dalam bimbangnya hujan disore hari ini.

hembusan asap rokok terus berhembus dari bibir yang memang tidak berwarna merah lagi sayangku, tahu kan dirimu bahwa aku perokok berat diantara yang kau kenal itu, dan hujan semakin deras saja dalam nyanyian syahdu yang tak berlagu rindu, kepala ku hampir sakit yang ternyata belum ngopi setelah siang tadi, ku tinggalkan saja jendela tak berkaca hanya untuk mencari secangkir kopi hangat.

Salam Sayang Penuh Cinta

Nasruddin Oos




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline