Lihat ke Halaman Asli

Salam Rindu Dari Yang Terlupakan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lama kita tak jumpa

Dalam peredaran masa kian using

Genggaman jemari lentik  hanya kiasan perasaan, kininya

Tatapan mata tak terlihat pergeseran warna hitam

Karena yang ku tatapi hanya lembaran foto mu

Kita tidak lagi bicara kata rindu

Ya waktu kian jelas memperlihatkan

Memang tak ada kompromi walau sedetik

Terhenti seketika dimana putaran kenangan

Bersorak atas klimaks damai

Sesempit tak ada lagi letusan bedil menemani tidur malam

Sehangat amarah sang BKO berjalan diperkampungan dengan botol minuman

Kita belum benar-benar damai

Dimana hak yang masih terinjak

Dimana janji masih tertulis dalam perjanjian

Tapi tak dipergunakan.

Apalah arti dari semua arti yang memiliki arti

Andai saja Ayahnya tak ditembak, mungkin dia belum menjadi yatim

Andai saja suaminya bisa berbahasa Indonesia yang benar, mungkin ibu itu belum mejanda

Sesederhana itu kehilangan nyawa, harta benda bahkan kehormatan sang gadis desa

Kita tidak mengungkit sayangku,

Kita berbicara dengan bahasa kita

Bahasa yang tak pernah didengar oleh penguasa penguasa

Yang katanya dulu bagian dari perjuangan

Ya mereka tinggalkan kekejaman bedil yang membuat wajahnya garang

Kini mereka menggunakan senjata politik dalam wajah tebar pesona

Salam kerinduan

Rakyat merdeka...

Generasi Cerdas...

Semoga penjabat cepat taubat.

INAS OOS

Banda Aceh, 15 Agustus 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline