#5
Kau dan Puisi
Oleh: Louis Fernando & Nore Inar
Bagimu, puisi adalah tarian jemari
Sedang bagiku, ia adalah ungkapan rasa yang bernyanyi
Katamu, ia umpama kanvas putih tempat melukis segalanya
Benar...
Tapi aku mengartikannya sebagai jingga di langit senja yang penuh dengan kerinduan
Kemudian
Kau ibaratkan ia air,
Air yang mampu mengisi tiap celah, mendinginkan tiap amarah
Bukan!
Ia api
Api yang membara bergejolak dalam dada
Kau menasbihkan puisi adalah alam, lantas mengapa kau menyebutnya benci ketika kuartikan itu adalah rindu?
Puisiku adalah jingga merindu
Meluas ditiap langit senja
Namun, mengapa kau lukiskan dalam kebekuan benci?
Ketika jinggaku melukiskan kerinduan mendalam, mengapa engkau menyajikan warna berbeda dikanvasmu?
Kau tahu?
Warna itu menjelma hitam dan putih, membentuk siluet wajahmu
Lalu, kutemukan satu hal yang pasti:
Kaulah puisi itu
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Fiksi Valentine.
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H