Menurut data dari WHO (World Health Organization), di seluruh dunia terdapat 178 juta anak di bawah usia lima tahun diperkirakan mengalami pertumbuhan terhambat karena stunting.
Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama, umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.
Bagi UNICEF (United Nations Children's Fund), stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis), hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.
Selain mengalami pertumbuhan terhambat, stunting juga kerap kali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Selain itu, efek jangka panjang yang disebabkan oleh stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, acap kali dianggap sebagai salah satu faktor resiko diabetes, hipertensi, obesitas, dan kematian akibat infeksi.
Kondisi untuk menanggulangi hal tersebut, saat ini pemerintah Kabupaten Rembang sedang mengupayakan pencegahan dan penurunan angka stunting di kabupaten Rembang. Hal ini harus diupayakan secara maksimal dalam rangka penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Fokus stunting menjadi program kerja wajib pada KKN UNNES GIAT Angkatan 3.
Mahasiswa peserta UNNES GIAT Angkatan 3 Desa Logede, Kecamatan Sumber menyelenggarakan Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada Selasa, 22 November 2022. Kegiatan sosialisasi ini bertempat di balai desa Logede yang dihadiri oleh 20 ibu Baduta (Bayi bawah 2 tahun) dan 10 ibu hamil.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari sekretaris desa Logede, Bapak Suhardi. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan dukungan atas kegiatan ini dan berharap masyarakat memiliki kesadaran akan bahaya stunting bagi anak.
Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi tentang kebutuhan gizi bagi ibu hamil dan balita sebagai pencegahan stunting oleh ahli gizi dari UPT Puskesmas Sumber, Dini Castra dan bidan desa Logede, Sri Puji Astuti. Dalam penjelasannya beliau menyampaikan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi untuk pencegahan stunting dimulai sejak wanita remaja, sebelum hamil, saat hamil, dan pasca hamil atau melahirkan. Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah dengan selalu memenuhi kebutuhan gizinya, baik sejak masa kehamilan maupun pasca melahirkan. Beliau menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Bahkan, perlu juga mengonsumsi suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
Beri ASI Eksklusif - ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama minimal enam bulan hingga dua tahun kepada sang buah hati. Karena kandungan protein whey dan kolostrum yang terdapat pada ASI mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
Narasumber sangat menekankan pemberian gizi yang baik dan cukup bagi ibu dan balita. “Terselenggaranya sosialisasi stunting ini berjalan lancar dan sasaran juga mengerti materi yang diberikan oleh narasumber yaitu dari UPT Puskesmas kecamatan Sumber. Harapannya untuk para ibu hamil semoga terus dalam kondisi sehat sampai melahirkan dan bayinya juga sehat tidak ada masalah. Bagi ibu baduta, perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya sehat sampai lulus balita. Bagi adik-adik KKN semoga bisa menyelesaikan tugas belajarnya sesuai target, pun ke depannya bisa sukses dan bisa membantu orang lain yang membutuhkan,” tutur Sri Puji Astuti.
Sebagai upaya intervensi gizi spesifik setelah sosialisasi stunting, kegiatan dilanjutkan dengan pengadaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa puding, susu, buah, dan roti biskuit. Putri Puspita, mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Logede mengatakan, “Pengadaan PMT diharapkan mampu mengedukasi masyarakat khususnya ibu hamil dan baduta mengenai makanan tambahan yang dapat menunjang gizi dan pertumbuhan anak. Kami berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan, sehingga kebutuhan gizi bagi anak-anak di Desa Logede dapat terpenuhi dan menjadi salah satu langkah dalam pencegahan stunting”. Demikian kegiatan ini sebagai bagian dari program KKN UNNES Giat Angkatan 3 tahun 2022, Bersama UNNES Giat, Membangun Indonesia dari Desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H