Lihat ke Halaman Asli

Ina Purmini

ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Senja di Pantai Kejawanan

Diperbarui: 8 Juli 2024   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Foto dokpri)

Menikmati secangkir kopi sambil memandang senja sungguh terasa istimewa. Senja tak pernah gagal mempesona pemirsanya.

Seperti sore ini, di akhir pekan pertama bulan Juli, sejatinya kami berlima sekeluarga hanya ingin keluar rumah. Hujan yang turun sejak dini hari sampai siang hari membuat kami harus beraktifitas di dalam rumah. Oleh sebab itu, tatkala hujan reda dan matahari nampak cukup cerah meskipun masih ada mendung menggelayut, kami keluar rumah karena bosan di dalam rumah. Di dalam perjalanan baru kami menentukan tujuan, hendak kemana? Akhirnya kami memutuskan ke pantai Kejawanan. Sebelumnya kami tidak tahu, apakah di sana bisa melihat senja atau tidak.

Kami memasuki kawasan pantai dengan tarif Rp6.000,- per mobil. Di dalam kawasan masih ada parkir dan tiket masuk per orang jika ingin memasuki kawasan pantainya yaitu Wisata Bahari Kejawanan (WBK). Karena kami tidak ingin bermain air pantai, kami tidak membeli tiket. Kami hanya berkeliling area pelabuhan tetapi tidak masuk area WBK.

Di kawasan ini terdapat sebuah restoran yang lokasinya strategis untuk memandang senja dengan kapal-kapal terparkir di depannya. Jauh di ujung selatan, terlihat pula Gunung Ciremai yang anggun berdiri kokoh.

(Foto dokpri : G. Ciremai)

Sambil menikmati makanan dan minuman, kami sekeluarga ngobrol ringan tak lupa mengabadikan pemandangan dan spot-spot yang menarik di sekitar pantai.

(Foto dokpri)

Semakin sore mendekati senja, langit nampak semakin indah. Matahari yang semakin condong ke barat, meskipun tertutup mendung, namun sinarnya yang menerobos sela-sela awan membentuk warna kuning cerah, merah muda atau  jingga yang luar biasa. Sayang kamera kami tak bisa sepenuhnya menangkap keindahan itu. Bahkan kami berseloroh penuh ketakjuban "Ya Allah...ternyata aurora ada juga di Indonesia!"

(Foto dokpri)

Dan ketika malam menjelang, maghrib datang, kami melaksanakan sholat maghrib terlebih dahulu agar tenang menikmati suasana sampai malam yang semakin syahdu dengan angin sepoi menyapa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline