Lihat ke Halaman Asli

Ina Purmini

ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Formula Debat Kandidat yang Tepat agar Tak seperti Cerdas Cermat

Diperbarui: 31 Desember 2023   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto : detik.com)

Debat capres cawapres yang kedua tanggal 22 Desember 2023 lalu, menyisakan banyak ketidakpuasan dari pasangan capres-cawapres serta sejumlah pengamat. Debat dinilai layaknya cerdas cermat yang tidak dapat mengupas tuntas visi, misi, gagasan serta strategi yang akan dilakukan oleh paslon jika terpilih nanti.

Untuk itu, saya sebagai masyarakat biasa, sebagai pemilih yang selayaknya memperoleh informasi tentang visi, misi, program, gagasan,  isi pikiran dan bahkan gestur tubuh, sikap, pembawaan paslon, mengusulkan kepada KPU untuk dapat mengubah formulasi debat. 

1. Formulasi debat

Sebaiknya formulasi debat dibuat lebih simpel dan membumi sehingga  visi, misi, gagasan dan program paslon lebih mudah terinformasikan kepada masyarakat, masuk ke dalam substansi. Caranya? Dengan cara konvensional saja seperti seorang mahasiswa mempresentasikan hasil karyanya di depan dosen penguji. Tetapi karena ini debat kandidat, maka setiap paslon mempresentasikan di depan paslon yang lain plus panelis yang di akhir setiap sesi memberikan tanggapan/komentar sesuai keahliannya. 

Jika setiap paslon diberikan waktu 55 menit maka waktu presentasi visi misi dapat dilakukan selama 10 menit. Dan 45 menit sisanya diberikan kesempatan kepada paslon lainnya untuk bertanya jawab masing-masing 15 menit sehingga 30 menit waktu bertanya jawab. Terakhir 10 menit diberikan kepada panelis untuk memberikan komentar/tanggapan serta 5 menit closing statement dari paslon yang presentasi. Jika ingin lebih leluasa maka waktu untuk setiap paslon bisa ditambah menjadi 60 menit, sehingga total untuk 3 paslon akan memakan waktu 3 jam.

Dengan formulasi debat seperti di atas, ada beberapa keuntungan yang diperoleh :

a. Masyarakat lebih mudah mencerna informasi tentang visi misi paslon, sebab bukan hanya kata-kata tetapi juga dilengkapi dengan slide/visualisasi. Dengan demikian masyarakat memperoleh informasi lebih detail dan dapat menilai paslon mana yang visi misi gagasan dan programnya sesuai dengan pengharapannya, sesuai untuk kemajuan bangsa ke depannya atau yang paling logis dicapai untuk 5 tahun ke depan.

b.Tidak akan terjadi tragedi 'pertanyaan jebakan' dari paslon lain, sebab pertanyaan dibatasi pada tema visi misi yang telah dipaparkan. Pertanyaan paslon lain adalah untuk pendalaman, untuk mengupas substansi, untuk menanyakan kebijakan, program, strategi serta langkah-langkah yang akan diambil untuk merealisasikan visi misi paslon jika nanti terpilih.

c. Paslon tidak perlu menghafal visi misi, sebab sejatinya visi misi bukanlah hafalan. Kebijakan, program, strategi yang akan diambil harus jelas dan nyata, bukan sesuatu yang terlalu tinggi di awang-awang, tetapi yang logis dan realistis.

d. Masyarakat dapat menilai paslon dari gestur tubuhnya, dari cara memaparkan visi misi, cara menjawab pertanyaan yang kritis dan mungkin menyudutkan dari paslon lain, cara menanggapi komentar panelis. Itu semua dapat memberikan gambaran kepada masyarakat, bagaimana kelak jika  paslon tersebut terpilih menjadi presiden wakil presiden. Bagaimana mereka  mengatasi permasalahan negara bangsa yang sangat kompleks, dan bagaimana mereka mengamil langkah yang tepat untuk menyelesaikan setiap permasalahan bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline