Bulan Agustus lalu kita mendengar kecelakaan sebuah truck bermuatan hebel bertabrakan dengan sejumlah pemotor yang berkendara melawan arus.
Sopir truck yang berkendara on the track disalip sepeda motor dari samping kanan cukup kencang sehingga reflek agak menepi ke kiri. Ternyata di sebelah kiri ada sejumlah motor yang berjalan melawan arus, terjadilah kecelakaan.
Kecelakaan tersebut tidak akan terjadi seandainya para pemotor tidak melawan arus. Padahal sudah jelas, diketahui bersama bahwa melawan arus itu salah dan melanggar aturan lalu lintas.
Namun dengan alasan praktis, memperpendek waktu dan jarak tempuh, banyak pemotor lainnya yang melakukan dan aman-aman saja. Jadilah terbiasa melakukan hal tersebut dan merasa aman karena banyak temannya.
Banyak hal-hal yang kita lakukan, yang kita tahu bahwa hal tersebut salah. Pada saat pertama kali melakukannya biasanya ada rasa tidak enak, tidak sreg, khawatir terjadi sesuatu yang buruk.
Namun seiring waktu ketika kita sering melakukannya, ditambah semakin banyak yang ikut-ikutan jadi semakin banyak teman, tidak pernah ada sanksi/hukuman, akhirnya merasa nyaman-nyaman saja berbuat salah atau melanggar aturan. Kebiasaan yang dilakukan sekian lama akhirnya dirasakan sebagai sebuah kebenaran.
Beberapa contoh kebiasaan yang kita lakukan dengan nyaman meskipun kita tahu hal tersebut tidak benar misalnya adanya pemotor yang naik ke trotoar demi menghindari kemacetan, menerobos palang pintu kereta api, menggunakan jalur kendaraan yang bukan peruntukannya, mengendarai melebihi batas maksimum kecepatan yang diwajibkan, saat lampu lalin berwarna kuning menuju merah bukan menginjak rem tapi menginjak gas, berkendara di jalan tol di jalur kanan yang seharusnya hanya untuk mendahului, tidak memakai sabuk pengaman, dan lain-lain.
Sepertinya kita tidak pernah belajar dari pengalaman, betapa sudah banyak terjadi kecelakaan karena kita abai terhadap aturan-aturan berlalu lintas. Kita tahu aturannya, namun dengan sengaja melanggarnya dengan berbagai alasan pembenar.
Ada 2 hal yang dapat kita lakukan agar kitapatuh berlalu lintas.
Yang pertama tentu penegakan aturan secara tegas dan konsisten oleh petugas. Siapapun yang melanggar harus kena sanksi. Dan sebaiknya dilakukan sejak masih sedikit pengendara yang melanggar. Sebagai contoh untuk kasus pemotor yang melawan arus, ternyata tidak hanya satu dua pengendara tetapi banyak.