Di sebuah hutan rimba yang hijau, ada seekor burung merak bernama Mera. Bulunya indah berwarna warni tapi karena hal itu Mera menjadi hewan yang sombong.
Suatu pagi Mera bermain lompat tali bersama dengan teman-temannya, ada Pilang si sapi belang, Citar si kancil pintar, dan Ujang si ular panjang. Mereka bergembira melompat-lompat bergiliran sambil tertawa ria. Setelah selesai bermain, tak ada angin dan hujan, tiba-tiba si Mera berkata kepada Pilang si sapi belang,
"Pilang warnamu kok jelek sekali ya, belang hitam putih tak beraturan."
Pilang diam saja, dia sedih karena merasa kulitnya tak secantik bulu-bulu si Mera.
"Lihat nich...buluku, indah berwarna warni, cantik kan?" kata Mera sombong.
Lain kali si Mera berkata kepada Citar si kancil pintar,
"Citar, katanya kamu pintar tapi kok bisa dikurung pak Tani sih? Jadi sebenarnya kamu tidak pintar dong tapi bodoh.".
Mera melanjutkan perkataannya sambil tertawa,
" Saya dong pintar, banyak manusia ingin menangkapku karena keindahan buluku, tapi aku selalu bisa menghindar."
Citar diam saja, karena memang beberapa waktu yang lalu dia sempat dikurung pak Tani karena kecerobohannya atau kebodohannya yang tidak bisa membedakan antara boneka dengan manusia.
Sering sekali Mera karena keindahan bulunya mengejek hewan lain, seperti sore ini dia juga mengejek Ujang si ular panjang,