Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu untuk meningkatkan ketaqwaan seorang muslim.
Jadi puasa adalah melatih kita untuk menjadi manusia yang bertaqwa, yang melaksanakan perintahNya dan menghindari laranganNya, bisa menahan diri, mengendalikan nafsu, bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, dan di situlah letak betapa beratnya orang yang berpuasa.
Terkait dengan aktifitas di media sosial, bagaimana sebaiknya sikap kita selama puasa? Adakah yang perlu kita perbaiki dalam bermedsos?
Kita tahu dunia maya, media sosial tahun ini sungguh sesak, penuh dengan status, komentar, kata-kata, ujaran kebencian, fitnah, nyinyir dan juga menyebarnya berita bohong (hoax) dengan cepat hampir semuanya terkait dengan suasana Pilpres. Pada saat puasa seperti ini, sebaiknya kita juga bisa menagan diri, mengendalikan diri untuk tidak membuat status, berkomentar, yang dapat menyakiti pihak lain, yang provokatif, yang nyinyir. Juga sebaiknya kita berpuasa untuk tidak dengan mudah klik 'bagikan' atau 'share'. Mari kita ajak jari-jari kita juga berpuasa. Sudah banyak contoh, jari kita bisa membawa bencana, bisa membawa kita dipolisikan yang ujung-ujungnya kita sendirilah yang rugi.
Marilah kita jaga bulan puasa ini agar suasananya damai, aman dan nyaman bagi kita dalam melaksanakan ibadah seperti sholat tarawih di masjid, tadarus, berbagi takjil dan makanan dengan yang lain, berbagi sedekah, pertolongan, bantuan kepada yang membutuhkan.
Terkait dengan menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, Allah berfirman dalam QS 24:15 yang artinya : "(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu so'al besar."
Mulut sebagaimana dimaksud pada ayat di atas, kini tergantikan dengan jari kita. Cukup dengan sekali 'klik' kita bisa mempunyai perso'alan besar di mata Allah, ketika berita yang kita bagikan ternyata adalah berita bohong (hoax). Oleh karena itu, sebaiknya saring dulu sebelum sharing, tabbayun, mencari sumber berita lainnya, cek dan ricek dengan sumber berita yang lebih terpercaya, gunakan akal kita untuk mencerna. Sesungguhnya dengan akal pikiran sehat, kita bisa menyimpulkan apakah sebuah berita itu hoax atau bukan. Jika kita tidak tahu persis kebenaran berita tsb, sebaiknya stop, cukup berhenti di tangan kita jangan disebarkan lagi. Dengan demikian kita sudah mengikuti perintah Allah QS 24:15 di atas.
Mari jadikan momen puasa tahun ini, untuk menjaga diri, menjaga hati, menjaga jari dari ketak ketik, klak klik kombinasi dari 26 abjad untuk sesuatu yang unfaedah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H