Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Harga Beras Mahal Akhir-akhir Ini?

Diperbarui: 14 Januari 2018   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Sebelum menjawab pertanyaan dari judul di atas, saya ingin menjelaskan sedikit mengenai Teori Penawaran dan Permintaan(Supply & Demand). Bagi lulusan ekonomi, tentunya tidak asing dengan yang namanya hukum Penawaran (Supply), hukum Permintaan (Demand), serta kurva equlibrium. Pengertian Penawaran (Supply) adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. 

Pengertian Permintaan (Demand) adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Serta pengertian equilibrium adalah keadaan yang menunjukkan baik konsumen maupun produsen telah menyetujui harga suatu barang, yaitu harga yang konsumen bersedia membeli untuk sejumlah barang sama dengan harga yang Produsen bersedia menjual untuk sejumlah barang tersebut.

Demikian penjelasan singkat mengenai Teori Hukum Permintaan dan Penawaran. Kemudian pertanyaannya, apa hubungannya Teori Supply and Demand ini dengan keadaan perberasan di Indonesia? Pada zaman orde baru, Presiden Soeharto menetapkan yang namanya Floor Price (Harga Dasar) dan Celling Price (Harga Tertinggi). 

Floor Price ini digunakan Pemerintah untuk melindungi harga jual dari hasil panen petani. Sedangkan Celling Price digunakan Pemerintah untuk melindungi konsumen supaya harga tidak terlampau tinggi dan masih bisa dijangkau oleh masyarakat. Sedangkan ada satu alat pamungkas lagi yang diciptakan oleh Pemerintah pada zaman itu yang dinamakan dengan "Raskin". 

Betapa jeniusnya Pemerintah pada saat itu bisa mengatur dari sisi Hulu hingga ke Hilir untuk tataniaga perekonomian di Indonesia. Di sisi hulu melindungi petani dengan Floor Pricenya. Di sisi hilir melindungi masyarakat dengan Celling Pricenya. Terus, kenapa tadi saya mengatakan ada satu lagi alat pamungkas bernama "Raskin" ?

Mengapa saya katakan "Raskin" adalah alat pamungkas dari Negara Indonesia ? Raskin adalah wujud dari peranan Pemerintah dalam kurva equlibrium. BULOG ditugaskan oleh Pemerintah untuk menyerap gabah sebanyak-banyaknya melalui mekanisme Floor Price yang telah ditentukan. Kemudian BULOG diberikan pasar untuk menjual beras yang telah dibeli oleh petani dengan yang namanya Raskin. 

Dengan adanya raskin, tentunya tiap bulan Indonesia dibanjiri oleh yang namanya beras. Dengan menebus Rp. 24.000 saja, masyarakat bisa mendapatkan beras sebanyak 15 kg. 

Dengan banyaknya supply di masyarakat, tentunya pedagang manapun yang mau bermain-main dan berspekulasi akan berfikir dua kali karena barang di pasar sangatlah banyak. Belum lagi apabila harga tetap mahal, BULOG siap mengguyur pasar dengan Operasi Pasar yang mengakibatkan barang semakin banyak di masyarakat.

Kemudian kembali ke topik awal, kenapa harga beras akhir-akhir ini jadi mahal ? Jawabannya karena Raskin itu sendiri per-2018 sudah dihapus oleh Pemerintah. Ibarat orang berdiri, satu kaki sudah lumpuh. 

Tinggal satu kaki yang dinamakan Operasi Pasar yang masih bisa dijalankan, yang tentunya seseorang dengan satu kaki tidak bisa berlari seperti dengan 2 kaki. Sebanyak apapun Operasi Pasar yang dilakukan, selama alat Pemerintah yang dinamakan raskin itu sudah tidak ada. Akan sangat lambat dan sulit untuk mengembalikan harga kembali ke normal. 

Biasanya warga miskin tidak perlu membeli beras, karena sekarang raskin dihapus tentunya yang tadinya mereka tidak perlu membeli beras jadi membeli beras. Kurva dari Permintaan(Demand) akan naik tinggi dengan masuknya masyarakat miskin dalam menambah kurva Demand. Sedangkan dari sisi Kurva Penawaran (Supply) tetap atau bahkan berkurang, karena bulan Januari ini belum memasuki masa panen. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline