Lihat ke Halaman Asli

Model Pengisian Air dalam Sistem Hidroponik

Diperbarui: 20 Juni 2023   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.westernerinns.com

Hidroponik memiliki berbagai macam metode yang dapat kita adaptasi seperti NFT system (Nutrient Film Technique), DFT system (Deep Flow Technique), Aeroponik, Wick system dan lain sebagainya. Dari bebagai metode yang telah disebutkan, model pengisian air menjadi salah satu elemen penting untuk tumbuh kembang tanaman. Hanya ada 2 metode yang digunakan seluruh metode hidroponik untuk pengisian air.
 
Pertama, Model pengisian air dilakukan dari pipa pertama dan dialirkan ke pipa pipa selanjutnya (bersambung)

Kedua, Model pengisian air dilakukan di tiap-tiap pipa, menggunakan selang fertigasi atau HDPE (terpisah)

Apapun model bentuk kebun hidroponik yang akan dibuat, entah itu datar, bertingkat, maupun kolam hanya 2 model pengisian air yang akan digunakan.

Dari 2 model pengisian air diatas, tiap model memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri yang akan kita bahas.
Kekurangan untuk model pertama yaitu Tanaman kekurangan serapan nutrisi. Nutrisi yang diterima oleh tanaman tidak merata dikarenakan pipa pertama akan mendapatkan lebih banyak nutrisi ketimbang pipa selanjutnya. Alhasil, tanaman yang mendapatkan nutrisi cukup akan tumbuh lebih subur ketimbang tanaman yang tidak mendapatkan nutrisi cukup. Hal ini mengakibatkan tanaman akan lambat untuk tumbuh dan memiliki ukuran lebih kecil dari biasanya.
Hemat energi adalah kelebihan dari model pertama. Daya pompa air untuk model ini hanya membutuhkan kekuatan dorong berkisar 1-1,5m. Karena model ini tidak perlu membutuhkan tenaga yang besar untuk mendistribusikan air.

Model kedua memiliki kelebihan pada segi Efisiensi dan efektifitas dalam pendistribusian nutrisi. Kandungan nutrisi dalam air yang didapat tanamanan dapat merata sehingga berpengaruh pada kualitas tanaman. Dikarenakan pengisian air yang terpisah di tiap-tiap pipa, maka kebutuhan nutrisi untuk semua tanaman akan tercukupi.
Akan tetapi, kekurangan dari model kedua adalah Kebutuhan energi yang besar. Model ini membutuhkan pompa air dengan minimal kekuatan dorong berkisar 3m, yang tentunya lebih besar dari model pertama.  
Alasan mengapa model ini membutuhkan kekuatan dorong yang besar dikarenakan dengan ukuran selang fertigasi atau HDPE yang tergolong kecil (5-7mm), akan mudah tersumbat jika ada kotoran yang masuk. Maka dari itu, kekuatan dorong yang besar akan mempermudah kotoran yang tersumbat di dalam selang untuk keluar.

Dari penjelasan diatas, model pengisian air harus ditentukan terlebih dahulu sebelum menentukan metode hidroponik yang akan diadaptasi. Sehingga faktor-faktor yang akan mengganggu tumbuh kembang tanaman dapat dihindari sedini mungkin.
Selamat mencoba!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline