Lihat ke Halaman Asli

Perlukah Atap dalam Sistem Hidroponik?

Diperbarui: 8 Juni 2023   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen Pribadi

Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

Etimologi

Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.

Metode dasar

Munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian masyarakat akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman. Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi. Sistem hidroponik bisa digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan lahan yang semakin tahun semakin sempit. Diharapkan hidroponik mampu menjadi manfaat untuk masa depan karena mampu diberdayakan dalam kondisi lahan sempit.

Beberapa problematika yang ditemukan saat seseorang memulai berhidroponik salah satunya tentang penggunaan atap atau tanpa atap. Keduanya sangat memungkinkan terjadi pertumbuhan yang sama, hanya ketika tanpa menggunakan atap akan lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan

Pertama, menstabilkan kandungan pH pada air, dikarenakan air hujan memiliki kandungan pH tinggi, tidak cocok untuk tanaman yang akan menghambat pertumbuhan tanaman atau bahkan membuat tanaman sama sekali tidak tumbuh

Kedua, menstabilkan kandungan nutrisi, sistem hidroponik membuat tanaman lebih cepat untuk memproses dan mengkonsumsi nutrisi. Perhitungan nutrisi dalam hidroponik bergantung kepada volume air. Hitungan 1 liter air membutuhkan 0,5 ml nutrisi A dan B dan jika terkena hujan maka dibutuhkan nutrisi yang lebih dikarenakan volume air ikut bertambah oleh air hujan.

Ketiga, Air hujan cenderung lebih cepat membuat  pipa berlumut sehingga membuat air menjadi keruh, selain itu lumut juga akan ikut menyerap nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman

Menimbang dari segi efektifitas pertumbuhan tanaman dan efisiensi dari segi perawatan tanaman, tempat beratap untuk berhidroponik memiliki berbagai keunggulan ketimbang tempat yang terbuka, maka dari itu sangat disarankan penggunaan lahan atau tempat yang memiliki atap untuk melakukan sistem tanam hidroponik. Selamat mencoba !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline