Lihat ke Halaman Asli

Inayatun Najikah

Penulis Lepas, Pecinta Buku

Mencintaimu adalah Sebuah Pembelajaran

Diperbarui: 29 Mei 2024   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi 

Seperti cerita yang sering kau sampaikan kepada saya tentang sebuah kesabaran oleh teman bahkan ibu. Kesabaran dalam menghadapi tingkah laku orang disekeliling mereka, yang barangkali hanya memanfaatkan saja. Datang ketika butuh, dan pergi sejauh-jauhnya saat mendapat keberuntungan. Saya memaknai bahwa hubungan kita kurang lebih arahnya kesana.

Mencintaimu adalah sebuah pembelajaran. Setiap hari saya belajar memahami dirimu. Kesedihanmu, kecewamu oleh orang-orang disekitar, hingga kesulitan ekonomi yang tengah kau hadapi saat ini. Saya belajar untuk senantiasa sabar dan menahan segala ingin akan dirimu. Karena kita memiliki sifat yang sama. Sama-sama keras kepala. Konon katanya sifat anak pertama memang keras kepala. Dan untuk mengatasinya salah satu pihak diharuskan menahan dan menjadi rem untuk pasangannya. 

Saya selalu mengingatkan kamu ini dan itu tentang apa saja. Meski tak semua hal saya mampu dan terkadang lupa. Kau juga begitu selalu mengingatkan saya berbagai hal. Salah satu contohnya meminta saya untuk memakai jilbab saat sedang diluar rumah meski hanya diteras. Awalnya saya berat melakukan hal itu, namun seiring berjalannya waktu kebiasaan itu menjadi kian melekat. Disini saya bukan ingin melakukan pembenaran bahwa apa yang kau ingatkan itu saya mengupayakan untuk menjalankannya. Namun saya ingin menyampaikan kepadamu jangan pernah takut untuk mencoba apa yang selalu saya ingatkan sayang.

Saya tahu beberapa kali kamu sudah bisa melakukannya. Tapi beberapa kali pula kau melanggarnya. Alasan yang selalu kau gunakan adalah tak ingin membuat saya terbebani atau merasa bersusah hati.

Pembelajaran yang saya dapatkan selama menjadi kekasihmu ini setidaknya telah mampu merubah karakter dan sikap saya. Sebenarnya saya pun ingin kau seperti itu. Namun apalah daya. Saya tak bisa mengubah dirimu dan membebaskanmu dari belenggu masa lalu. Saya tak punya kekuatan itu. Namun apapun dan bagaimanapun itu, saya berusaha untuk tetap menemani dirimu dalam  suka dan duka sayang. 

Saya bahagia dengan perjalanan asmara kita. Bahagianya mungkin hanya kita berdua yang merasakan. Tapi saya meyakini kebahagiaan kita telah tertular kepada teman-teman yang membersamai perjalanan cinta ini. Coba diingat lagi telah berapa kali teman-teman merasa tak enak dan canggung saat kita tengah berselisih mempertahankan ego, dan teman-teman merasa bahagia saat kita juga berbahagia.

Tuhan menitipkan rasa ini tentu punya maksud tujuan dan asal sebabnya. Tuhan juga tahu apakah kisah yang kita jalani ini murni karena sebuah cinta yang saling bertaut atau hanya sebuah hubungan untung rugi. Tapi saya percaya cinta kita pasti akan bermuara pada satu titik.

Karena mencintaimu adalah sebuah pembelajaran untuk saya, maka saya akan terus belajar mencintai dirimu untuk kebahagiaanmu dan rasa tenang dihati saya. Meski apakah itu kamu hanya memanfaatkan dan mencari saya saat kau butuhkan saja. Saya harap kau tidak begitu sayang. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline