Buku ini diterbitkan oleh Navila pada 2005 silam. Ia merupakan kumpulan tentang perjalanan kisah cinta tiga pasang kekasih yang begitu fenomenal hingga sekarang. Cleo, Layla, dan Juliet adalah tiga perempuan yang memiliki kisah asmara begitu menyayat hati dan berakhir tragedi. Ada tiga bagian dalam buku ini yaitu kisah Cleopatra bersama Julius Caesar yang ditulis oleh Bernard Shaw, kisah Layla dengan Qais yang ditulis oleh Syaikh Nizami, serta kisah Juliet dan Romeo yang merupakan tulisan Shakespeare.
Syaikh Nizami yang menulis tentang cerita perjalanan cinta Layla dan Qais penuh dengan kata-kata indah dan syair-syair cinta. Setiap kalimat yang disajikan adalah kata-kata menyayat hati yang disampaikan oleh Qais untuk kekasihnya, Layla. Dan kita sebagai pembaca seakan-akan terbawa oleh kata-kata tersebut untuk merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Qais kala itu.
Kisah cinta mereka terhalang oleh restu orang tua. Qais sangat menikmati manisnya cinta yang ia rasakan terhadap Layla. Hingga ia tak mampu menaklukkan dahsyatnya cinta tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa Qais sudah menjadi gila akibat cinta yang ia miliki. Dan Layla dengan setia menunggu waktu penyatuan dirinya dengan Qais. Bahkan hingga Layla dipaksa menikah ia masih menjaga dirinya untuk Qais seorang.
Begitu pula Shakespeare yang menyajikan cerita perjalanan cinta Juliet dan Romeo. Seperti halnya Layla Majnun yang terhalang oleh restu orang tua, Juliet dan Romeo tampaknya sedikit bisa merasakan indahnya cinta dan tinggal bersama meski hanya hitungan jam. Dalam cerita yang dipaparkan didalam buku, Juliet dan Romeo sempat menjalani pernikahan secara diam-diam disebuah gereja.
Cinta mereka disaksikan dan didukung oleh seorang pastor. Sayangnya kisah mereka harus terpisahkan oleh perseteruan dua keluarga yang sudah turun temurun hingga kematian menjemput mereka. Namun berkat cinta sejati yang mereka miliki, perseteruan dua keluarga tersebut berangsur membaik.
Lain halnya dengan Bernard Shaw yang menjabarkan kisah cinta Cleopatra. Jika tak menyimak secara saksama, pembaca seakan dibuat bingung dengan alur cerita yang disajikan. Ada banyak tokoh yang mengisi cerita ini. Ditambah dengan pemilihan kata yang sulit dimengerti oleh pembaca pemula karena berisi sastra yang menyiratkan banyak makna.
Begitulah kumpulan tiga cerita sejati yang menyayat hati. Memiliki halaman 585 yang penuh dengan kalimat sastra, bagi saya sebagai pembaca pemula memerlukan cukup banyak waktu untuk mengerti maksud yang disampaikan masing-masing penulisnya. Adapun soal nyata atau tidaknya ketiga kisah ini, saya mengambil pelajaran bahwa yang namanya cinta sejati harus melalui proses sangat panjang dan pengorbanan yang mendalam. Selamat membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H