Lihat ke Halaman Asli

Inayatun Najikah

Penulis Lepas, Pecinta Buku

Kita Saling Mencintai

Diperbarui: 13 Maret 2024   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Facebook/Arifan

Sudah empat hari kita tak bertemu. Komunikasi pun jarang sebab sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kamu bertugas keluar kota dan fokus untuk penyembuhan, sedangkan saya dirumah ada hajatan dalam rangka sedekah untuk nenek yang telah berpulang empat puluh hari lalu. Ditengah kesibukan kita tersebut tentunya ada setumpuk bahkan bertumpuk-tumpuk rindu yang ingin segera tertuntaskan. Maka ketika sudah sama-sama memiliki waktu senggang, kita memanfaatkan untuk saling mengungkapkan kerinduan.

Seperti biasa kamu pasti akan meminta vitamin untuk sekadar mengobati rindu yang menyeruak. Namun pada kerinduan kali ini terasa berbeda. Entah karena kamu teramat merindukan saya atau cinta kamu yang kini semakin mendalam. Kamu berkali-kali meminta vitamin bahkan suguhan paket lengkap yang saya berikan kau selalu saja ingin lagi dan lagi.

Jujur saya bahagia ketika kamu sedang dalam mode manja seperti itu. Apalagi pembahasan kita kemarin untuk mengagendakan liburan, kau berkata jika tujuannya spesial hanya untuk menghabiskan waktu berdua. Rasanya baterai saya yang hampir sepuluh hari itu menurun, tiba-tiba langsung naik drastis sayang. Imun saya kembali seperti sedia kala. Saya begitu bersemangat membayangkan hal itu terjadi.

Dan puncaknya pagi ini kita akhirnya bertemu untuk saling melepaskan rindu. Kau memeluk saya mencari sesuatu yang barangkali sudah menjadi candu untukmu. Begitu juga dengan saya. Pelukanmu saya sambut dengan penuh cinta dan kasih sayang. Saya hanya mengikuti apa yang kamu ingin lakukan. Ternyata bahagia dan cinta ini nyata adanya sayang. Apa kau juga merasakan hal yang sama?

Jika kita bersama dan saling bertanya apa yang membuat kita bisa saling mencintai? Jawabannya adalah tak tahu. Kita sama-sama menjalani apa yang diberikan dan dititipkan. Dan rupanya semakin kesini cinta ini bertambah dalam hingga mampu mengesampingkan ego untuk berusaha saling mengikat. Kita berjalan mengikuti arus yang sudah disediakan dengan tetap ingin selalu bersama. 

Sepanjang perjalanan yang telah kita lalui ini, saya hanya mau terus berharap suatu saat nanti cinta kita akan berlabuh sebagaimana pasangan kekasih pada umumnya. Saya harap kamu juga mengaminkan harapan yang sama sayang. Saya mencintai dirimu dengan segala apa yang ada. Dan seperti yang selalu kamu sampaikan. Bahagia ini nyata meski teramat sederhana. I love you more sayang. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline